REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski sempat terkendala pasokan gas, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sembakung akhirnya bisa beroperasi. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pun langsung mengganti pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang selama ini melistriki daerah itu.
Direktur Pengadaan Strategis dan Energi Primer PT PLN Bagiyo Riawan mengatakan, PLTMG itu melayani kebutuhan pasokan listrik di Kabupaten Nunukan, Sebatik serta masyarakat di daerah perbatasan. ‘’Setelah PLTD dihentikan, tidak ada lagi suara bising di Nunukan,’’ kata dia, Selasa (29/10).
PLTMG Sembakung diresmikan pada (28/10) kemarin oleh Direktur Pengadaan Strategis dan Energi primer PLN, Bagiyo Riawan dan Wakil Bupati Nunukan Asmah Gani bertempat di PLTD Sei Bilal Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Diresmikan pula kabel laut yang menghubungkan sistem kelistrikan Nunukan-Sebatik dengan panjang 37 km dan mendapatkan suplai gas dari Pertamina EP.
General Manager PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Nyoman S Astawa mengungkapkan, walaupun sempat terkendala kesiapan gas, PLTMG Sembakung akhirnya beroperasi pada Agustus lalu. Suplai listrik dari PLTMG Sembakung menggunakan kabel laut yang menghubungkan sistem kelistrikan Nunukan-Sebatik dengan panjang 37 kilometer (km). ‘’Dari investasi sebesar Rp 164 miliar, Rp 104 miliar adalah untuk kabel laut,’’ ujarnya.
Pasokan gas, kata dia, dari perusahaan daerah, PT Nusa Serambi Persada. Selanjutnya, Pulau Sebatik akan mendapatkan pasokan gas sebesar 2,5 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Rencananya, di daerah ini akan dibangun PLTMG berkapasitas enam MW. Alhasil, apabila terealisasi total kapasitas listrik di Nunukan dan Sebatik mencapai 14 MW.
Nyoman menerangkan, beroperasinya PLTMG delapan MW yang masuk ke sistem kelistrikan Nunukan dan Sebatik maka PLTD Sei Bilal berkapasitas enam MW di Nunukan dan PLTD Sei Nyamuk di Sebatik berkapasitas dua MW akan diistirahatkan.
Diresmikannya dua proyek kelistrikan di Wilayah Kalimantan Utara itu, Nyoman melanjutkan, PT PLN menunjukkan komitmennya untuk mengurangi ketergantungan kepada pembangkit berbahan bakar diesel atau solar yang biaya produksinya cukup besar.
Kemudian, kata dia, di wilayah Sebuku akan ada suplai gas sebesar dua mmscfd. Dengan suplai gas sebesar itu bisa dibangun pembangkit bahan bakar gas dengan kapasitas delapan MW lagi.
Wakil Bupati Nunukan Asmah Gani menambahkan, ketersediaan pasokan listrik sangat dibutuhkan untuk memacu perkembangan perekonomian daerah. Apalagi Nunukan merupakan wilayah agro industri dan jasa.