REPUBLIKA.CO.ID, Pimpinan Partai Nasionalis Turki (MHP), Devlet Bahçeli, meminta kelompok sekuler dari partai oposisi terbesar, Partai Rakyat Republik (CHP) untuk 'memahami' jika anggota parlemen dari partai pemerintah memilih untuk menggunakan haknya mengenakan jilbab di Parlemen.
Bahçeli mengatakan hal itu dalam sebuah acara pertemuan di Istana Kepresidenan di Ankara merayakan hari Republik. Dia mengatakan partainya akan 'menghormati' bagi anggota parlemen yang mengenakan jilbab.
"CHP juga seharusnya memahami hal itu," katanya.
Tiga Anggota Parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Sevde Beyazıt Kaçar, Gülay Samancı and Nurcan Dalbudak, secara terpisah mengungkapkan niat mereka untuk mengenakan jilbab dalam sidang paripurna.
Niat pribadi masing-masing anggota itu diungkapkan usai menunaikan ibadah haji di Mekkah, tahun ini.
Sebelumnya, Anggota Parlemen Muslimah dari Partai AKP harus melepaskan jilbab bila menghadiri sidang.
Presiden Turki, President Abdullah Gül mengharapkan CHP dapat memberikan kontribusi untuk kebaikan negara.
"Sejauh yang saya tahu, Ketua Parlemen mengatakan Piagam Parlemen tidak mempermasalahkannya. Pada akhirnya, ini sebuah isu yang harus diselesaikan secara politik," katanya.
Gül juga mendukung adanya usaha untuk mengarah ke mazhab Anglo-Saxon dalam memahami nilai-nilai sekularisme.
"Saya bangga melihat bahwa negara kita sedang menjauh dalam pemahaman sekularisme [yang restriktif] menuju sekularisme yang sekarang diterapkan negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris," katanya.