REPUBLIKA.CO.ID,
Indonesia sudah bisa mengejar ketertinggalannya dalam industri produk halal.
JAKARTA — Indonesia akan gencar mempromosikan produk halal dari hasil olahan perikanan dan pertanian. Saat ini, kedua sektor tersebut belum merajai industri produk halal.
Salah satu cara promosi yang dilakukan, yakni melalui pagelaran Indonesia Halal Expo 2013 yang akan diadakan di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (30/10).
Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Lukmanul Hakim menyatakan, ada tiga hal yang diangkat LPPOM MUI terkait produk halal Indonesia.
Ketiganya merupakan produk halal perikanan, produk halal dari pertanian, dan produk wisata halal Indonesia. Ia menjelaskan, Indonesia selama ini dikenal dengan negara maritim, agraris, dan memiliki kekayaan wisata yang luar biasa.
Sayangnya, potensi Indonesia yang besar tersebut, belum sampai merambah ke produk industri halal. “Karenanya, pada halal expo tahun ini fokus kita pada produk halal yang memiliki potensi yang luar biasa yang dimiliki Indonesia,” ujarnya kepada Republika, Selasa (29/30).
Menurut Lukmanul Hakim, Indonesia terlambat mengembangkan sektor ini. Namun, bila dilihat dari sisi produktivitas produk dan bisnis halal, Indonesia sudah bisa mengejar ketertinggalan itu.
Ini dibuktikan dengan potensi perdagangan halal Indonesia yang terus menggeliat hingga ke beberapa wilayah. Sayangnya, ia menambahkan, hingga saat ini belum ada data pasti jumlah perdagangan produk halal.
“Tapi, bila dilihat dari permintaan sertifikasi halal LPPOM MUI, jumlahnya meningkat 125 persen dibanding tahun lalu,” katanya.
Ia berharap ke depan ada upaya sinergis untuk memasok data perdagangan produk halal dari Kementerian Perdagangan dan beberapa instansi terkait.
Karena, saat ini Indonesia sudah menjadi salah satu pemasok produk halal ke beberapa negara Asia dan Timur Tengah.
Untuk wisata syariah. Lukmanul Hakim mengungkapkan, Indonesia saat ini mencoba menjadi pemain utama destinasi wisata halal dunia.
Indonesia ingin menandingi Malaysia, Turki, dan Uni Emirat Arab yang selama ini dikenal dengan bisnis wisata halal mereka yang besar.
Indonesia, menurutnya, mempunyai potensi besar wisata halal yang lebih besar dari ketiga negara tersebut. Dukungan promosi besar-besaran destinasi wisata syariah di Indonesia, juga telah didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Terkait sertifikasi halal ke beberapa restoran besar dan franchise di Indonesia yang belum mendaftar sertifikasi halal, ia mengatakan, sejak adanya desakan masyarakat, beberapa restoran besar dan franchise sudah mulai mengurus sertifikasi halal tersebut.
Bahkan, katanya, beberapa di antaranya sudah melalui beberapa tahapan sertifikasi halal. “Tinggal beberapa restoran saja yang belum. Kemungkinan mereka akan segera mengurusnya. Mereka sudah melakukan komunikasi terkait pengurusan sertifikasi itu,” ujarnya.