REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati pendidikan Anies Baswedan mengungkapkan penyebab keterpurukan pendidikan di Indonesia. Ia mengatakan tertinggalnya pendidikan di Indonesia disebabkan sulitnya anak bangsa mengakses pendidikan.
"Akses pendidikan kita terbatas dua hal yaitu kendala ekonomi dan kendala geografis," ujar Anies pada Simposium Pendidikan Nasional 'Pendidikan Berkeadilan' Dompet Dhuafa di Aula Terapung UI Depok Rabu (30/10).
Menurut Anies agar anak Indonesia dapat mengakses pendidikan dengan mudah, tidak hanya dengan memberikan subsidi tiap bulan, namun juga perlu dengan menambah jumlah sekolah yang ada.
Ia mengatakan semestinya sekolah tidak hanya berada di pusat kota. Tapi perlu menyebar dan menjangkau masyarakat hingga tingkat daerah terkecil.
"Kalau sekolah hanya ada di kecamatan dan kecamatan itu sangat besar maka yang jauh dari kecamatan akan sulit untuk sekolah," tutur Rektor Universitas Paramadina itu.
Oleh sebab itu ia menyarankan agar jumlah sekolah tambah. Menambah sekolah, katanya, bukan berarti bangun proyek baru.
Selain itu, ia melanjutkan, pemerataan keberadaan guru. Sebab saat ini ia mengungkapkan jumlah guru tidak tidak merata.
"Kualitas guru juga harus ditingkatkan. Jika hanya fokus pada penambahan jumlah sekolah dan kualitas guru maka pemerataan akses pendidikan dapat terselesaikan dalam jangka pendek," ujarnya.
Lebih lanjut, Anies mengatakan pendidikan berkeadilan perlu didorong. Mempermudah akses pendidikan, kata dia, merupakan salah satu bentuk perwujudan pendidikan berkeadilan.
Anies juga mengatakan pendidikan merupakan kunci kesejahteraaan. Jika pendidikan sudah dirasakan secara merata, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
"Kalau kendala akses pendidikan tadi sudah ditangani dan jumlah masyarakat yang berpendidikan tinggi meningkat maka kesejahteraan ikut meningkat. Karena level pendidikan memengaruhi level kesejahteraan kita," katanya.