REPUBLIKA.CO.ID, BERITA -- Sekitar 500 perempuan, anak-anak, dan kaum lanjut usia yang terjebak di kota terkepung, Moadamiyet al-Sham, di barat daya dari Damaskus, telah diungsikan, kata para penggiat.
Di bawah pengawasan Bulan Sabit Merah, warga sipil dikawal keluar dari kota pemberontah Suriah, Selasa, dengan berkoordinasi dengan rezim Damaskus.
"Bulan Sabit Merah telah mengevakuasi 500 warga sipil" dari Moadamiyet al- Sham, penggiat oposisi di kota melaporkan melalui Facebook.
"Semua pihak, tanpa kecuali, ambil bagian (dalam evakuasi itu), termasuk oposisi yang diwakili oleh Koalisi Nasional, rezim ... dan masyarakat internasional," kata mereka.
Kota Moadamiyet al Sham dikuasai pemberontak dan telah berada di bawah pengepungan tentara selama hampir satu tahun.
Kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia dan aktivis telah melaporkan kasus kekurangan gizi di kota itu, khususnya di kalangan anak-anak , akibat dari blokade total terhadap aliran makanan dan barang penting lainnya.
Tentara menyerang Moadamiyet al - Sham setiap hari sementara bentrokan terjadi di pinggiran kota.
Kota ini adalah salah satu tempat terjadinya serangan senjata kimia tentara di dekat Damaskus pada 21 Agustus, yang menewaskan ratusan orang.
Penggiat di kota itu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka lebih suka bantuan kemanusiaan dibawa masuk, "tapi kami tidak memiliki pilihan".
Warga sipil yang telah meninggalkan kota itu sekarang telah bergabung dengan jutaan orang pengungsi internal akibat konflik Suriah.
Mereka dipindahkan ke "kamp-kamp yang didirikan oleh rezim di pinggiran Qudsaya (dekat Damaskus), dengan koordinasi dengan Bulan Sabit Merah," kata para penggiat.
Evakuasi pada Selasa adalah operasi kedua dari jenisnya sejak 12 October ketika tiga ribu warga sipil dibawa keluar dengan bus.
Oposisi dan Kepala Kemanusiaan PBB Valerie Amos telah menyerukan adanya koridor kemanusiaan ke Moadamiyet al - Sham.