REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu laporan yang baru dikeluarkan oleh PBB, Rabu (30/10), menyoroti kehamilan pada remaja sebagai masalah besar global, dan menyerukan upaya untuk mencegahnya.
Laporan itu menyerukan pendidikan serta layanan kesehatan yang memadai buat anak perempuan sehingga dapat membantu mereka mencapai potensi penuh. Kondisi Penduduk Dunia 2013, yang dikeluarkan oleh Dana Kependudukan PBB (UNFPA), menyatakan setiap tahun 7,3 juta anak perempuan yang berusia di bawah 18 tahun melahirkan di negara berkembang.
Di antara mereka, menurut laporan Xinhua, yang dikutip, Kamis (31/10), dua juta anak permpuan yang berusia 14 tahun atau lebih muda dan yang menderita konsekuensi sosial serta kesehatan jangka panjang paling besar akibat kehamilan, termasuk tingginya angka kematian ibu dan fistula obstetrik.
Laporan tersebut, "Matherhood in Childhood: facing the challenge of adolescent pregnancy", berusaha menawarkan perspektif baru mengenai kehamilan pada remaja. Laporan itu bukan hanya menyoroti perilaku anak perempuan sebagai penyebab kehamilan dini, tapi juga tindakan keluarga mereka, masyarakat dan pemerintah.
Kehamilan dini merenggut korban berupa hak asasi, pendidikan dan kesehatan anak perempuan. Itu juga menghalangi anak perempuan menyadari dampak potensi dan besar bayinya. Ekonomi satu negara juga dipengaruhi oleh remaja hamil sebab ibu remaja terhalang untuk masuk bursa kerja, kata laporan tersebut.
Di Kenya, seandainya lebih dari 200 ribu ibu remaja telah bekerja dan bukan hamil, akan menghasilkan sekitar 3,4 miliar dolar AS bagi perekonomiannya. Kondisi serupa terjadi seandainya anak perempuran di Brazil dan India bisa menunggu sampai mereka berusia 20-an tahun untuk melahirkan. Bila demikian, negara tersebut tentu telah memiliki produktivitas ekonomi lebih besar yang setara 3,5 miliar dolar AS (Brazil) dan 7,7 miliar dolar AS (India).
Meskipun kehamilan pada remaja adalah tantangan yang jauh lebih besar di negara berkembang, laporan itu juga mendapati bahwa masalah tersebut juga menjadi masalah penting di dunia maju. Di Amerika Serikat, misalnya, hanya separuh anak perempuan yang hamil saat remaja bisa menyelesaikan pendidikan sekolah menengah sampai usia 22 tahun, dibandingkan dengan sembilan dari 10 anak perempuan yang tidak hamil.
Kondisi itu juga membahayakan ekonomi secara keseluruhan, dan di Amerika Serikat saja hampir 11 miliar dolar AS uang pembayar pajak menguap setiap tahun.