REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Eks Penghuni lokalisasi seperti pekerja seks komersial dan mucikari di Dupak Bangunsari, Kota Surabaya, kini mulai mengoptimalkan rumah produksi makanan kemasan pascapenutupan lokalisasi setahun silam.
Ketua kelompok usaha bersama (kube) Dupak Makmur Bersama, Nur Aini, di Surabaya, Kamis, mengatakan, semenjak penutupan lokalisasi setahun silam, para PSK dan mucikari aktif di rumah produksi makanan kemasan di Jl. Dupak Bangunsari 4/7.
"Kami mengembangkan dua macam bahan dasar yakni hasil olahan ikan dan wuluh," katanya.
Menurut dia, dua hasil olahan tersebut masing-masing bisa mencapai 12 jenis produk, seperti abon tuna, abon lele, wader remes, pangsit lele, dan lain sebagainya. Sementara untuk wuluh ada cake wuluh yang jadi ikon.
Kube Dupak Makmur Bersama memang bukan satu-satunya home industri yang berdiri pascapenutupan lokalisasi. Kembang Melati yang berjarak beberapa gang, lebih dulu diresmikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pada 28 Juni 2013.
Hanya saja bedanya, produk unggulan Kembang Melati adalah karpet, pernak-pernik dan hiasan jilbab, sedangkan Dupak Makmur Bersama fokus pada makanan kemasan.
Pengelolaan yang baik serta kegigihan dalam menjalankan usaha menjadi kunci sukses usaha Dupak Makmur Bersama. Menurut Nur Aini, omzet bersih per bulan yang sekarang bisa dikumpulkan rata-rata berkisar Rp 10 juta.
"Itu belum termasuk kalau kami mengikuti pameran biasanya bisa meraup Rp 5 juta per event," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Surabaya, Sigit Sugiharsono menyatakan, Pemkot Surabaya terus memberikan dukungan terhadap proses alih profesi mantan pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari pascapenutupan lokalisasi.
Distan Surabaya membantu menyampaikan proposal warga Dupak Bangunsari kepada Kementerian Kelautan. Warga akhirnya mendapat bantuan berupa alat-alat produksi total senilai Rp 50 juta.
Peralatan yang dimaksud meliputi oven, alat penggorengan, freezer besar, mesin pengaduk dan vacum sealer. Kesemuanya berjumlah 18 jenis alat.
"Selain membantu menjembatani kebutuhan warga dengan kementerian, Distan juga intens melakukan pendampingan melalui program pelatihan bagaimana cara mengolah hasil ikan yang baik dan benar," katanya.