REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mualaf identik dengan pihak yang selalu menerima bantuan. Hal itu coba ditepis pengiat dakwah di kalangan mualaf.
Wakil Ketua Paguyuban Mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Alisya Fianne mengatakan bagi mualaf yang mampu sudah seharusnya memberikan bantuan. "Bantuan itu bentuknya macam-macam. Tidak harus uang, keahlian pun bisa," kata dia kepada ROL, Jumat (1/11).
Sebagai contoh, kata dia, bagi yang pandai mengaji bisa memberikan bantuan dengan mengajari mereka yang baru belajar mengaji. Bagi yang mampu, mungkin bisa memberikan beasiswa pendidikan bagi kalangan tak mampu."Intinya, bantuan itu harus bersifat produktif. Artinya, menciptakan kemandirian," kata dia.
Menurut Fianne, inilah yang belum sepenuhnya dijalankan teman-teman mualaf. Memang, tidak mudah menjadi mualaf tapi kalau memang ada kesempatan untuk membantu mengapa tidak dilakukan. "Para sahabat dahulu adalah mualaf, tapi mereka tidak butuh waktu lama memberikan sumbangsihnya," kata dia.
Meski begitu, kata dia, sudah ada mualaf yang mulai memberikan sumbangsihnya. Memang prosesnya perlahan, tapi ini sangat bagus ke depannya. "Harapannya kan, memotivasi yang lain untuk ikutan," kata dia."Insya Allah, kalau memang ada niat pasti diberikan kemudahan. Ini yang perlu jadi pegangan. Saya sudah merasakan itu, bagaimana kemudahan datang ketika ingin melakukan sesuatu," tambahnya.