DARWIN -- Para pencari suaka di satu dari empat pusat detensi imigrasi di Darwin, kini harus berhati-hati berbicara dengan media. Dua pencari suaka yang pekan lalu diwawancarai ABC ternyata dikirim kembali ke pusat detensi di Christmas Island.
Lebih dari 10 pencari suaka berbicara kepada ABC dari balik pagar pusat detensi di kawasan Darwin Airport Lodge, 24 Oktober 2013 lalu.
Mereka mengeluh tentang kondisi yang buruk dan sebagian menyatakan lebih suka tinggal di pusat detensi daripada dipulangkan ke negara asal. Sebab, di negara asalnya justru terancam penindasan atau kematian.
Mereka juga mengeluh, hanya ada dua toilet untuk 500 orang di satu bagian dari sarana penahanan Pulau Christmas.
Menteri Imigrasi Australia, Scott Morrison, minggu lalu mengatakan, keluhan itu "tidak berdasar".
Pesan yang dikirim oleh para pencari suaka dari Darwin Airport Lodge kepada anggota-anggota kelompok advokasi Darwin Asylum Seeker Support and Advocacy Network (DASSAN) minggu ini mengungkapkan, dua wanita yang berbicara kepada ABC itu, kini telah dikirim ke Pulau Christmas.
Menteri Imigrasi Morrison mengatakan, laporan bahwa tahanan ditransfer ke luar daratan Australia karena berbicara dengan media "sama sekali tidak benar, dan menunjukkan semakin banyaknya laporan tak berdasar yang dilontarkan oleh kelompok-kelompok advokasi melalui media".