REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta klarifikasi terkait adanya kabar penyadapan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat di Jakarta. Apalagi dikabarkan juga fasilitas penyadapan beberapa negara kawasan dimiliki di Kedutaan Besar Amerika Serikat yang letaknya persis di samping istana wakil presiden.
"Presiden telah meminta Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa untuk berkomunikasi dan meminta klarifikasi ke pihak-pihak terkait," kata juru bicara presiden, Julian Aldrin Pasha, Jumat (1/11).
Ia menegaskan Menlu telah bekerja dan melaporkan perkembangan yang terjadi. Yang jelas, lanjutnya, pemerintah Indonesia meminta klarifikasi sehingga ada kepastian apakah benar adanya penyadapan tersebut. Menlu pun, lanjutnya, akan memanggil pihak terkait.
"Tentu kita juga bekerja maka kita menunggu penjelasan dari pihak resmi. Kami harus pastikan dulu dan menunggu penjelasan. Kalau sudah ada klarifikasi, nanti Menlu yang akan sampaikan. Kami masih menuggu penjelasan klarfikasi dulu," katanya.
Meski menunggu penjelasan resmi, ia menegaskan jika hal tersebut benar maka akan sangat disesalkan. Sebab, hubungan diplomasi telah terkontaminasi.
'Pada prinsipnya, kalau benar seperti diberitakan, sungguh ini sangat disesalkan karena suatu hub ungan diplomasi tidak boleh terkontaminasi dengan aksi penyadapan," katanya.