REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev berharap pembicaraan damai Suriah bisa digelar sebelum akhir tahun. Meski ada perbedaan dengan Amerika Serikat terkait kehadiran oposisi.
Dia menginginkan kedua belah pihak dalam perang sipil Suriah berkompromi. Dia juga mengkritik oposisi yang meminta Presiden Bashar al-Assad tidak hadir sebagai syarat pembicaraan.
"Saya harap ini akan mungkin melakukan konferensi sebelum akhir tahun tapi kami paham bahwa pengaruh semua pihak terlibat dibatasi," ujarnya dikutip Reuters, Jumat (1/11).
Rusia menjadi pendukung Assad paling kuat selama perang 2,5 tahun. Negara itu mengirim senjata, memblokir tiga resolusi PBB untuk menekan Assad dan menyatakan ketidakhadiran presiden Suriah tidak bisa menjadi syarat sebelum pembicaraan damai.
Wakil AS, Rusia, dan PBB akan bertemu di Jenewa pada Selasa mendatang sebagai persiapan untuk pembicaraan damai. Sebelumnya, Rusia dan AS mengusulkan pembicaraan damai pada Mei mendatang.