REPUBLIKA.CO.ID, Dalam bulan Mei di Entitas PBB untuk Persamaan Hak melaporkan bahwa 99,3 persen perempuan Mesir mengalami bentuk pelecehan seksual atau tindak kekerasan. Hampir 50 persen perempuan melaporkan bertambah banyak pelecehan setelah revolusi yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Tanpa angkatan kepolisian yang benar-benar melakukan tugasnya tidak akan ada statistik untuk mengetahui berapa sering pelecehan itu terjadi di Timur Tengah seperti dilansir VOA. Libya bukan satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengalami meningkatnya pelecehan seksual setelah pergolakan Arab.
Tetapi para aktivis di Libya mengatakan, keadaan itu bisa merembes, dan perempuan tidak berani melaporkannya karena takut akan dilecehkan oleh polisi kalau mereka mengadu.
Para aktivis yang marah karena pelecehan itu mengikuti sebuah contoh yang diterapkan di Mesir dan meluncurkan situs web untuk mencatat insiden-insiden dan guna mendesak pihak berwenang Libya agar bertindak.