Sabtu 02 Nov 2013 07:31 WIB

Begini Nasib Mengenaskan Perempuan Timur Tengah

Red: Endah Hapsari
Kaum perempuan Mesir meneriakkan yel-yel saat bergabung dengan aksi unjuk rasa menolak kudeta militer dan mendukung Presiden Muhammad Mursi.
Foto: AP/Khalil Hamra
Kaum perempuan Mesir meneriakkan yel-yel saat bergabung dengan aksi unjuk rasa menolak kudeta militer dan mendukung Presiden Muhammad Mursi.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam bulan Mei di  Entitas PBB untuk Persamaan Hak melaporkan  bahwa 99,3 persen perempuan Mesir  mengalami  bentuk pelecehan seksual atau  tindak kekerasan.  Hampir 50 persen perempuan  melaporkan  bertambah banyak  pelecehan  setelah revolusi  yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Tanpa angkatan kepolisian yang  benar-benar melakukan tugasnya tidak akan ada statistik untuk mengetahui berapa sering pelecehan  itu terjadi di Timur Tengah seperti dilansir VOA. Libya bukan satu-satunya  negara di Timur Tengah yang mengalami meningkatnya  pelecehan seksual  setelah pergolakan Arab.

Tetapi para aktivis  di Libya mengatakan,  keadaan itu bisa merembes, dan  perempuan tidak berani melaporkannya karena  takut akan dilecehkan oleh polisi kalau mereka mengadu. 

Para aktivis yang marah  karena pelecehan itu mengikuti sebuah contoh yang diterapkan di Mesir dan  meluncurkan situs web untuk mencatat insiden-insiden dan guna mendesak pihak berwenang Libya  agar bertindak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement