Sabtu 02 Nov 2013 07:16 WIB

Dikecam Dunia, Ini Pengakuan AS

Menlu AS John Kerry
Foto: X02595
Menlu AS John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry telah mengakui sebagian tindakan pengawasan AS "berjalan terlalu jauh", setelah Washington menghadapi kecaman gencar di luar negeri, terutama dari sebagian sekutunya di Eropa, demikian laporan media AS, Jumat (1/11).

Ketika menanggapi pertanyaan di dalam konferensi video mengenai pemerintah terbuka di London, Inggris, Kerry mengakui bahwa dalam beberapa kasus, lembaga mata-mata Badan Keamanan Nasional AS (NSA) "telah mencapai terlalu jauh". "Dapat dipastikan bahwa presiden dan saya serta yang lain di pemerintah benar-benar telah mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi, dalam banyak cara, mengenai satu pilot otomatis sebab teknologinya ada," kata Kerry.

Diplomat senior AS itu tampaknya merujuk kepada laporan bahwa NSA telah mengawasi saluran telepon 35 pemimpin dunia, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, dan mengumpulkan data mengenai puluhan juta saluran telepon di berbagai negara Eropa.

Kerry berjanji bahwa "kami akan memastikan itu tak terjadi pada masa depan", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Namun Kerry membela operasi NSA itu, dan mengatakan pengawasan AS adalah "alat kontra-terorisme yang efektif yang telah mencegah pelaku teror meledakkan gedung, menjatuhkan pesawat dan membunuh orang sebab NSA bisa mengetahui rencana tersebut lebih dulu".

Pemerintah Presiden AS Barack Obama telah menghadapi tekanan dan kecaman yang meningkat dari masyarakat internasional sejak Juni, setelah mantan kontraktor NSA Edward Snowden mengungkapkan program mata-mata sangat besar dan rahasia AS. Melalui program itu, NSA memantau saluran komunikasi Internet dan telepon di seluruh dunia "dengan alasan kontra-terorisme".

Washington telah berjanji akan "melakukan kajian mengenai program pengintaiannya di seluruh dunia sebagai bagian dari upaya pengendalian kerusakannya", meskipun banyak pihak menduga Amerika akan melakukan sebagian besar kegiatan semacam itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement