REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel menuding Hamas menjadi penyokong militan yang sering melakukan serangan melalui terowongan di selatan Jalur Gaza. Negeri Bintang David itu menuduh terowongan itu digunakan militan untuk menyerang Israel.
Tuduhan itu membuat militer Israel menyerang Jalur Gaza. Empat warga Palestina tewas dalam serangan itu, tiga di antaranya anggota Hamas. Hamas menyebut ketiga anggotanya sedang berada di dalam terowongan dan tewas tertimpa material reruntuhan.
Beberapa jam setelahnya, serangan itu mulai menghancurkan terowongan lain. Israel mendapati terowongan telah diperpanjang dari Gaza menembus Israel.
Israel mengatakan, rute bawah tanah itu membentang sepanjang 1,7 kilometer dan terus diperpanjang. Terowongan ini memungkinkan militan melintasi perbatasan dan membawa amunisi untuk melalukan serangan kepada Israel.
Media Israel mengutip sumber militer mengatakan tentara Israel yang menelusuri terowongan secara tak sengaja menemukan bahan peledak yang ditanam Hamas.
Bahan peledak itu tak sengaja meledak dan melukai lima tentara. Dalam Khutbah Jumat seorang pemimpin senior Hamas Khalil al-Hayya mengtakan pertempuran itu menunjukkan pejuang Hamas selalu waspada dan jari mereka selalu siap sedia menarik pelatuk.
"Kami tidak tertarik dalam eskalasi tak adil ini. Tapi kami tetap punya hak untuk membela warga dan diri kami," kata Hayya.
Pertempuran terakhir terjadi di waktu yang berat bagi Hamas yang baru saja kehilangan pendukung terkuatnya, Presiden Mesir Muhammad Mursi, awal Juli lalu akibat kudeta militer. Hubungan dengan Mesir terlihat mengendur sejak saat itu.
"Kami mengajak bangsa-bangsa Arab untuk mendukung kami. Sehingga kami bisa menghentikan okupasi Israel dan merebut kembali tanah kami," tegas Hayyad.