REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara wapres Yopie Hidayat mengatakan, memang ada selisih besar antara pesawat kepresidenan dan penerbangan reguler komersial. "Selisihnya cukup besar setelah kita hitung-hitung dan wapres memilih menggunakan pesawat komersial," kata Yopie, Sabtu (2/11).
Dia hanya bisa menjelaskan, tingginya biaya antara lain karena sewa parkir pesawat (apron) di Bandara Internasional Heathrow yang mahal. Apalagi, wapres berada di London selama enam hari.
Staf khusus wapres yang enggan disebut namanya mengatakan, sewa perjalanan kunjungan kerja Boediono beserta rombongan jika menggunakan pesawat komersial Jakarta-London pergi pulang hanya sekitar Rp 3,5 miliar.
Tapi kalau menggunakan pesawat sewa pesawat kepresidenan Garuda Indonesia bisa mencapai Rp 13,5 miliar. "Jadi memang selisihnya besar kalau menggunakan pesawat reguler komersial dan pesawat sewa kepresidenan," kata staf tersebut.
Biaya sebesar itu, lanjutnya, baru hanya untuk transportasi Jakarta-London pergi pulang saja. Belum biaya sewa hotel selama tiga malam di London.
Karenanya, Boediono bersedia naik pesawat reguler ketimbang pesawat kenegaraan. Karena semata-mata alasan efisiensi dan menghindari menggunakan uang negara sangat besar.
Buktinya, Wapres Boediono bisa kembali ke Jakarta dengan selamat dan tanpa ada insiden berarti selama di perjalanan yang melelahkan itu.