REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kabar bahagia datang dari negara Austria. Di ibu kota negara ini, Wina, telah berdiri sebuah Islamic Center besar yang menyedot perhatian publik.
Islamic Center ini pun semakin menunjukkan taringnya dengan menggelar banyak program agar lebih aktif dan lebih banyak menggandeng masyarakat setempat.
Kepala Islamic Center Wina Hasyim A Mahrougi mengatakan, ia sangat senang dan bangga atas pembangunan pusat kegiatan Islam di negara ini. Keberadaan lembaga ini membuat kegiatan keislaman warga Muslim di kota tersebut menjadi aktif.
Selain sebagai pusat ibadah dan pendidikan Islam, Islamic Center di Wina ini juga menjadi tempat para mualaf mengucapkan syahadat.
“Setidaknya, ada sekitar empat atau lima orang per bulan yang masuk Islam di tengah kami,” ujarnya seperti dikutip Onislam.
Tempat ini juga membimbing para mualaf agar bisa memahami dan tahu ibadah-ibadah yang dilakukan umat Muslim.
Tak hanya para Muslim, banyak pula warga non-Muslim yang mampir demi memenuhi rasa ingin tahunya, belajar tentang Islam, dan mengajukan beragam pertanyaan. “Tempat ini dibuka untuk umum, setiap harinya, banyak juga warga non-Muslim yang datang,” katanya.
Kebanyakan warga non-Muslim yang berkunjung adalah para mahasiswa yang sedang belajar tentang Islam. Ada pula rombongan wisatawan ataupun beberapa warga setempat yang ingin melihat ke dalam masjid dan mengobrol dengan para penjaga. Mereka bertanya segala sesuatunya tentang Islam.
“Kami selalu menjaga hubungan baik dengan penduduk setempat, termasuk para polisi di sini. Kami menyambut dengan ramah siapa pun yang berkunjung dan tidak punya rahasia berbahaya yang disembunyikan,” ujarnya.
Bukan sekadar bangunan masjid nan megah yang menjadi inti dari Islamic Center ini. Banyak pula program menarik yang dibuat agar semakin banyak orang yang mengunjungi tempat ini.
Islamic Center ini menyediakan kelas pembelajaran Alquran dan bahasa Arab untuk orang dewasa, juga seminar lintas agama dan berbagai konferensi.
Dipampang pula banyak buku terjemahan tentang Islam dalam bahasa Jerman agar mudah dibaca masyarakat setempat.
Selain itu, tersedia pula sekolah tambahan pada akhir pekan dan beberapa majalah edukatif bagi Muslim anak-anak. Dua pekan lalu, tempat ini juga menggelar acara besar yang dihadiri Menteri Austria Urusan Integrasi.
Baru-baru ini, serangkaian program yang menjadi fokus adalah Back2islam Project. Tujuan dari program ini adalah untuk mendekatkan sesama umat Muslim yang tinggal di kota ini dan sekitarnya.
Selain itu, juga untuk lebih banyak mengundang lagi warga non-Muslim agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan dan bisa belajar lebih banyak tentang Islam.
Dengan begitu, mereka akan tahu bagaimana seorang Muslim menjalani hidup serta berbagi pengalaman yang baik pada warga dengan kepercayaan yang berbeda.
Mahrougi berharap, kegiatan ini bisa memperbaiki kesalahpahaman yang ada di masyarakat dunia mengenai Islam.
“Setiap masyarakat pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali Muslim. Kami ingin memberikan pemahaman pada warga non-Muslim bahwa Islam mengajarkan kedamaian,'' katanya.
Hal sama juga diungkapkan seorang Muslimah asal Wina, Annisa (21 tahun). “Jika Anda berperilaku sesuai dengan ajaran Islam, memperlakukan orang lain dengan baik, misalnya, tersenyum pada warga non-Muslim, mereka akan membalas senyum kita,” ujarnya.