CANBERRA -- Sebuah bocoran laporan dari NSA mengungkap kalau Australia dan Amerika Serikat memata matai Indonesia dengan memanfaatkan konferensi perubahan iklim PBB di Bali pada 2007 lalu.
Laporan itu disampaikan Guardian yang mengutip bocoran dari Edward Snowden dengan mengungkapkan bagaimana agenda mata mata Australia dari Direktorat Sandi Pertahanan (DSD) dan NSA, Amerika Serikat berkerja sama dalam sebuah operasi mengumpulkan nomor telfon sejumlah pejabat keamanan Indonesia. “Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman kuat terkait jaringan struktur yang harus dikumpulkan jika ada kondisi gawat darurat,” tulis laporan itu.
Nomor nomor yang dikumpulkan termasuk milik kepala Kepolisian Daerah Bali. Rincian detilnya disampaikan dalam sebuah laporan mingguan dari pangkalan NSA di Australia, di Pine Gap pada Januari 2008.
Konferensi perubahan iklim enam tahun lalu itu dihadiri juga oleh mantan PM Australia, Kevib Rudd, yang juga melakukan pertemuan dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan menyetujui pengutanan kerjasama bilaterlal. Tudingan aksi mata mata oleh Australia dan AS itu menyusul ketegangan di Pasifik yang merujuk tudingan serupa.
Indonesia juga telah memanggil Duta Besar Australia Greg Moriarty, Jumat (1/11), lalu untuk menjawab tudingan bahwa kantor Kedutaan Australia di Jakarta digunakan sebagai lokasi operasi mata mata.
Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa menyebut laporan itu sangat memprihatinkan.
Sementara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia tidak akan berkomentar mengenai dugaan terbaru.