Ahad 03 Nov 2013 21:39 WIB

Namira

Ustaz Yusuf Mansur
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustaz Yusuf Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ustaz Yusuf Mansur

"Bisnis, teteplah antum kerjakan. Sebagiannya percayakan sama Allah. Titip sama Allah. Minta tolong Allah aturkan." Demikian kurang lebih dua tahun lalu saya katakan kepada seorang ayah, Anggawi namanya.

Allah pertemukan saya dengan Fahmi, Habib, putra Anggawi, yang membaca al Qur'an, membuka pengajian saya di Bali. Saya terkejut senang. Di Bali, ada dua anak yang luar biasa bacaan al Qur'annya. Buaguuuuus banget.

Ternyata ada anak yang lain. Ada anak bungsu. Namira namanya, 10 tahun. Sama-sama bagusnya. Kebayang sama saya, jika bisa diizinkan Allah membuat tiga anak ini jadi haafidz-haafidzah. Jadi penghafal al Qur'an. Tiga anak ini dari Bali. Menambah magnet itu sendiri.

Anggawi seorang pedagang. Banyak yang dipikirkan ketika saya meminta beliau sekeluarga, hijrah. Selain perdagangannya, juga lingkungan, guru-gurunya Fahmi, Habib, Namira, masjid mereka, sekolah anak-anaknya, kawan main anak-anaknya, saudara-saudaranya, di Bali.

Tapi saya berdoa agar keluarga ini diizinkan Allah hijrah ke pesantren. Bahkan tawaran saat itu dari Allah, "Pindah aja sekeluarga... Nanti kembali lagi sebagai keluarga penghafal dan pengamal Qur'an."

Anik, istri Anggawi, membuatkan roti Maryam terenak seumur hidup saat itu. Sebab hati, pikiran, rasa saya, sedang berbunga dan berbahagia.

Dapat anak atau santri, yang enol aja saya udah seneng, apalagi kemudian dapat kayak tiga anak ini. Anggawi beruntung, Fahmi, Habib dan Namira beruntung, memiliki istri dan ibu seperti Anik.

Sejak sebelum pindahnya, haidh tidak haidh, setiap malam, hampir setiap malam, standby berdoa kepada Allah di penghujung malam agar Allah menjadikan anak-anaknya saleh salehah.

Kebiasaan yang diteruskan saat akhirnya hijrah ke Tangerang, ke Pesantren Daarul Qur'an. Alhamdulillaah, Jum'at, 2 November 2013, di penghujung tahun baru Islam, Namira, sekarang 12 tahun, menyusul dua kakaknya, mengkhatamkan hafalan al Qur'an 30 juz. Tidak sia-sia mereka hijrah. Tiga anak, ditemani ayah dan ibunya. Memilih al Qur'an.

Tiga anak ini insya Allah melanjutkan langsung ke Yaman, dan ke beberapa destinasi Timur Tengah. "Hafal Qur'an adalah permulaan."

Mereka akan berproses menjadi orang yang manfaat.  Insya Allah, hadiah buat Bali. Kelak mereka akan kembali ke Bali, berdakwah dan berbuat banyak hal untuk Bali. Bahkan juga untuk negeri ini.

Dalam satu kesempatan, pekan lalu, saya tanya Anggawi bagaimana usahanya? Beliau menjawab, aman. Lancar. Subhaanallaah. Allah tetap menjaga perdagangannya Anggawi.

Muharram Mubaarak, Happy Mubaarak, Fahmi, Habib, Namira, dan seluruh anak-anak muslim muslimah Indonesia, juga seluruh keluarga muslim muslimah Indonesia. Berhijrahlah untuk sesuatu, dan kepada sesuatu, yang lebih baik.

Saya berdoa, semoga semakin banyak orang yang mencintai al Qur'an. Dan saya berdoa, para ayah ibu, termasuk saya dan Maemunah, diizinkan Allah memiliki putra putri yang juga menghafal Alquran. Amiin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement