REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN — Gelandang Franck Ribery sukses mempersembahkan treble winners untuk Bayern Muenchen pada musim 2012/2013. Atas kontribusinya itu, Ribery diganjar penghargaan Pemain Terbaik Eropa 2013. Atas konsistensi permainannya, pemain berusia 30 tahun tersebut masuk kandidat peraih Ballon d’Or bersama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Sebelum mencapai kegemilangan seperti sekarang, Ribery pernah menjalani masa sulit dalam hidupnya. Dia berkisah, pencapaiannya itu tidak terlepas dari didikan ayahnya. Karakter ayahnya yang gemar bekerja keras mampu menjadikannya sebagai seorang pemenang. Segala momen sulit yang pernah dilaluinya mampu diatasinya.
Peran ibunya, Wahiba Belhami tidak kalah penting. Wanita asli Aljazair tersebut mampu menginspirasinya. Berkat sang ibu, Ribery menjadi seorang mualaf pada 2002 dengan memberi tambahan nama Muslim, Bilal. Alhasil, nama panjang penggawa Les Bleus tersebut adalah Franck Bilal Ribery.
“Agama adalah hal pribadi saya. Saya percaya dan karena saya masuk Islam, saya pikir, saya menjadi lebih kuat. Saya secara mental dan fisik menjadi lebih kuat,” kata Ribery kepada Worldbulletin.net, akhir bulan lalu. “Agama tidak mengubah kepribadian saya atau persepsi saya tentang dunia,” Ribery menekankan.
Mantan pemain Marseille itu juga menjelaskan kedatangan pelatih Pep Guardiola membawa perubahan di skuat FC Hollywood. Gara-gara itu, Ribery menjalani peran yang berbeda di lapangan selama beberapa bulan terakhir. “Pelatih Pep Guardiola mengatakan kepada saya bahwa saya harus selalu bermain lebih dekat ke gawang lawan,” katanya.