REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Kongres Libya telah memutuskan untuk melucuti Ruang Operasi Revolusioner Libya (ORLR), yang terlibat dalam penculikan Perdana Menteri Ali Zeidan pada Oktober.
Keputusan itu diambil pada Ahad (3/11), dan 70 anggota Kongres memberi suara untuk mencabut mandat ORLR guna mengamankan Tripoli setelah perdebatan sengit.
Selama pembahasan panjang, Presiden GNC Nuri Abu Sahmain mengatakan keputusan mengenai peran ORLR di Tripoli dicabut setelah pembicaraan dengan Ali Zeidan dan menteri pertahanan serta dalam negeri, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam. Ditambahkannya, Kongres belum memutuskan siapa yang akan menggantikan ORLR untuk menjamin keamanan Ibu Kota Libya.
ORLR didirikan awal tahun ini sebagai badan khusus bekas gerilyawan yang menggulingkan rejim Muammar Gaddafi pada Oktober 2011. Mereka diberi tugas mengamankan semua kota besar Libya, dengan pengecualian Kota Kecil Zintan dan Alrajaban di Libya Barat.
Pada 10 Oktober, Zeidan diculik dari satu hotel di Tripoli oleh satu kelompok bersenjata yang berafiliasi pada ORLR, dan dibebaskan beberapa jam kemudian. Selama tiga jam, Pemerintah Libya kehilangan jejak perdana menteri tersebut, sampai pasukan keamanan dari Lembaga Kontra-Kejahatan di Tripoli menyatakan Ali Zeidan ditahan di kantor mereka di sebelah selatan Tripoli.
ORLR, pada Sabtu (12/10), mengumumkan orang yang bertanggung jawab atas penculikan Perdana Menteri Libya Ali Zeidan harus diseret ke pengadilan dan memikul tanggung jawab mereka di hadapan hakim.
Lembaga Kontra-Kejahatan Libya menyatakan mereka menangkap Ali Zeidan sesuai dengan surat penangkapan yang dikeluarkan oleh Presiden Kongres Nasional Umum Libya (GNC) Nuri Sahmain --yang dengan cepat membantah ia telah mengeluarkan surat perintah penangkapan semacam itu.
Kelompok bersenjata yang beroperasi di bawah ORLR tersebut menyatakan Ali Zeidan dicari untuk ditanyai mengenai tuduhan suap.
Di dalam pidatonya kepada rakyat setelah dibebaskan, Ali Zeidan mendaftarkan nama para pelaku, termasuk anggota ORLR dan GNC. Ia juga menyatakan kekuatan politik tertentu berencana merusak kestabilan negeri tersebut.
Namun di dalam satu pernyataan, ORLR mengatakan, "ORLR mengaku tidak bertanggung jawab." ORLR menggarisbawahi bahwa kelompok bersenjata yang bekerja di bahwa GNC mesti melindungi semua warga Libya sebagaimana ditetapkan oleh peraturan.
Dua tahun setelah aksi perlawanan 2011, perujukan nasional di Libya jauh dari dimulai dan negeri tersebut dirongrong pergolakan kekuasaan di antara beberapa kelompok lokal dan regional.
Anggota milisi yang berkeliaran di negeri itu sangat menguasai negeri tersebut dan Libya tampaknya kekurangan strategi keamanan nasional.