Selasa 05 Nov 2013 16:26 WIB

Gunung Sinabung Kembali Meletus, Keluarkan Awan Panas

Aktivitas kawah gunung Sinabung mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Desa Simpang Empat Kab Karo, Sumut, Ahad (15/9).
Foto: Antara//Septianda Perdana
Aktivitas kawah gunung Sinabung mengeluarkan debu vulkanik saat meletus di Desa Simpang Empat Kab Karo, Sumut, Ahad (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunungapi Sinabung kembali meletus siang tadi pukul 14:23 WIB selama 20 menit. Tinggi abu vulkanik letusan 3.000 meter dari kawah dan terbawa angin ke barat daya. Terdengar bunyi gemuruh hingga pos pengamatan berjarak 8,5 kilometer (km) dari Gunung Sinabung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi melaporkan ke Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada pukul 14:31 WIB teramati awan panas meluncur dari lereng sejauh 1 km ke arah tenggara. "Ini adalah pertama kali awan panas keluar dari kawah Gunung Sinabung sejak meletus September 2013 yang lalu. Tidak ada korban terkait awan panas ini karena masyarakat telah mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada ROL, Selasa (5/11). 

Menurut data BNPB, Jumlah pengungsi hingga saat ini masih 1.681 jiwa. Pengungsi tersebar di 4 titik, yaitu: Los Pekan Tiga Ndreket dari Desa Mardinding sebanyak 891 jiwa, GBKP Payung 292 jiwa berasal dari Desa Sukameriah, Masjid Payung 110 jiwa berasal dari Desa Sukameriah serta Jambur Namanteran 388 jiwa berasal dari Desa Bekerah 152 jiwa dan Desa Simacem 236 jiwa.

"Kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi hingga saat ini. Masa tanggap darurat selama 7 hari, yakni 3 hingga 9 November," ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, aktivitas Gunung Sinabung masih sangat tinggi dengan status tetap siaga (level III). Karena itu, kata dia, radius 3 km diminta tidak ada aktivitas masyarakat. Warga di 4 desa yaitu Desa Sukameriah, Simacem, Bekerah dan Mardinding diminta untuk mengungsi ke tempat yang aman. Dengan adanya luncuran awan panas maka masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. 

Selain itu, lanjut Sutopo, erupsi masih berpotensi terjadi, dan abu letusannya dapat mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak. "Sehubungan sudah memasuki musim hujan sejak beberapa hari terakhir dan aktivitas hujan hampir terjadi setiap hari, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Sinabung di Desa Sukameriah sampai dengan Desa Bekerah, Desa Kutagugung dan Desa Sigarang-garang agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement