REPUBLIKA.CO.ID,JAARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat mendukung proses suksesi kepemimpinan nasional berjalan demokratis melalui pemilu dan dia sama sekali tidak menyiapkan "putra mahkota" sebagai penggantinya.
"Saya sangat mengenal Pak SBY, dia tidak menyiapkan seseorang untuk menjadi penggantinya," kata Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal saat berdiskusi dengan redaksi Lembaga Kantor Berita Nasional Antara di Jakarta, Rabu.
Mengenai keikutsertaan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo yang juga adik ipar Presiden Yudhoyono dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, menurut Dino, sama sekali tidak menunjukkan keberpihakan Yudhoyono pada Pramono untuk terpilih menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.
"Kalau saya melihat hal itu, saya tentu saja tidak bersedia untuk ikut konvensi," kata Dino yang menjadi salah seorang dari 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
Menurut Dino, Presiden Yudhoyono mempersilakan kepada siapa saja warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin di negeri ini melalui cara-cara demokratis yang sehat.
Yudhoyono, katanya, bahkan menyerukan kepada siapa saja untuk tampil menjadi calon presiden dan bersaing secara baik. "Pak SBY tidak menyiapkan 'putra mahkota', semua ditempuh melalui proses demokrasi," katanya.
Ia mengatakan Yudhoyono terpilih menjadi presiden melalui Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 pun bukan karena dipersiapkan. "Tidak ada 'training' untuk siap menjadi presiden, semua proses berjalan, tidak ada yang siap 100 persen," katanya.
Meskipun demikian, kata Dino, pengalaman selama enam tahun menjadi Staf Khusus Presiden Yudhoyono dan selalu ada pada setiap kegiatan kepresidenan menjadi nilai tersendiri bagi dirinya untuk mempersiapkan diri dalam menjalani proses demokrasi pada konvensi.
Ia menceritakan bahwa Presiden Yudhoyono pada Februari lalu pernah menawarkan kepada dia untuk mengikuti konvensi. Dino menyatakan tidak bersedia dan proses komunikasi dengan Yudhoyono berjalan terus hingga akhirnya dia setuju pada Agustus lalu untuk mengikuti rangkaian konvensi.
"Jadi ada rentang waktu enam bulan sebelum saya mengiyakan," katanya.
Dino menegaskan telah berpikiran matang mengikuti konvensi yang sejauh ini berjalan demokratis.