Rabu 06 Nov 2013 19:49 WIB

‘Tsunami’ Bintang Laut, Rusak Terumbu Karang Great Barrier

Red:
Bintang Laut
Bintang Laut

SYDNEY -- Hamparan karang di Great Barrier Reef terancam rusak oleh wabah bintang laut Mahkota Berduri yang tercatat paling merusak.

Hamparan karang di Great Barrier Reef yang terletak antara Cooktown dan Cairns sudah lebih dahulu diserang wabah ini dan tercatat sudah empat kali dilanda wabah sejak tahun 1960. "Saat ini jumlah bintang laut Mahkota Berduri terus meningkat, dan sepertinya dalam 12 bulan lagi kita akan melihat seluruh kawasan karang Great Barrier di Cairns akan tertutup bintang laut berduri,” kata Kol McKenzie, yang mengepalai Asosiasi operator Wisata Taman Laut (AMPTO). 

Para pakar menilai jumlah tutupan Mahkota Berduri terus bertambah. Setidaknya saat ini ada jutaan bintang laut Mahkota Berduri yang tersebar sepanjang ratusan kilometer, dan terus bergerak kearah selatan searah dengan arus laut. "Saat ini memang belum terlalu padat, tapi jumlahnya sudah pasti terus bertambah dan melonjak jauh dari catatan sebelumnya," kata Profesor Morgan Pratchett dari Pusat Riset Studi Terumbu Karang di  Universitas James Cook.

Pratchett memperkirakan dalam waktu dekat wabah bintang laut Mahkota Berduri ini akan menutupi hamparan terumbu karang Great Barrier Reef di perairan Townsville dan Whitsundays.

Bintang laut Mahkota  Berduri adalah spesies asli, dan Profesor Peter Doherty dari Institut Ilmu Kelautan mengatakan ada bukti-bukti kalau wabah bintang laut ini merupakan fenomena alami. "Bintang laut itu sebenarnya adalah tumpukan kulit dan duri yang melapisi Gonad (organ reproduksi bintang lau) yang dipersenjatai sangat baik untuk menemukan dan memakan karang.  Jadi cepat atau lambat spesies ini memang akan mewabah," katanya.

Pratchett menambahkan teori lain menyebutkan ledakan jumlah bintang laut di kawasan hamparan terumbu karang Great Barrier Reef turut dipicu oleh kegiatan manusia. Terutama oleh meningkatnya pemakaian pupuk yang kemudian terbawa arus ketika banjir. "Banjir  yang terjadi selama musim hujan banyak mengandung endapan dan unsur hara. Dan itu mendorong tumbuhnya plankton yang kemudian meningkatkan sel tumbuhan dan menyediakan kondisi makanan yang sempurna untuk Mahkota Berduri dan kombinasi dari situasi itu membuat jumlah bintang laut melonjak pesat.” Paparnya.

Meski penyebab pasti dari ledakan bintang  laut Mahkota Berduri ini masih diperdebatkan, sejumlah pakar setuju kalau kondisi air laut yang buruk dan limpasan dari kawasan pertanian, kian memperburuk masalah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement