REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Sejumlah ilmuwan Swiss menemukan bukti yang menunjukkan Yasser Arafat kemungkinan telah diracun dengan zat radioaktif. Rabu (6/11) kemarin, sebuah stasiun TV melaporkan tuduhan baru bahwa pemimpin Palestina itu menjadi korban dari kejahatan yang mengejutkan.
Arafat meninggal secara misterius di sebuah rumah sakit militer Perancis pada 2004, tepat satu bulan setelah ia jatuh sakit ketika Israel mengepung kompleks Tepi Barat. Para pejabat Palestina telah lama menuduh Israel meracuni pemimpin mereka itu. Namun tudingan tersebut dibantah oleh pihak Israel.
Temuan yang dilaporkan kemarin tampaknya menjadi yang paling signifikan dalam penyelidikan kematian Arafat sejauh ini. Investigasi ini sendiri diprakarsai oleh janda pemimpin Palestina itu, Suha Arafat, dan stasiun TV satelit Aljazirah.
Tahun lalu, Institut Fisika Radiasi Swiss menemukan bekas polonium-210, isotop radioaktif yang mematikan, pada beberapa barang milik Arafat. Mereka kemudian mengambil sampel tanah dan tulang dari makam Arafat di Tepi Barat untuk diteliti.
Rabu kemarin, Aljazirah mempublikasikan laporan penelitian tim Swiss tersebut yang jumlahnya mencapai 108 halaman. “Hasilnya cukup menguatkan dalil bahwa kematian Arafat adalah akibat dari keracunan polonium-210,” tulis laporan itu.