Kamis 07 Nov 2013 10:08 WIB

FAO: Indonesia Bisa Jadi Contoh Pengentasan Kelaparan Daerah Terpencil

Kelaparan dunia terbanyak di benua Afrika. Ilustrasi
Foto: politicalrogue.com
Kelaparan dunia terbanyak di benua Afrika. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Pangan Dunia (FAO) menilai Indonesia dapat menjadi contoh dan perhatian negara-negara di dunia karena berhasil meletakkan dasar pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil, agar tercipta masa depan yang bebas dari kelaparan. Hal ini disampaikan Deputi Dirjen FAO bagian Ilmu Pengetahuan, Maria Helena Semedo, ketika menerima kunjungan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmi Faishal Zaini di Markas FAO di Roma baru-baru ini.

"Kepemimpinan negeri Anda dalam memformulasi dan menyelenggarakan program pengurangan kemiskinan dan meniadakan kelaparan, menunjukkan komitmen yang kuat dan dedikasi tinggi dalam melaksanakan program-program mengeliminasi kelaparan," ucap Semedo mewakili Dirjen FAO Graziano da Silva yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Afrika sebagaimana keterangan tertulis Pensosbud KBRI Roma yang diterima Antara, Kamis (7/11).

Semedo menyatakan FAO dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) merasa bangga menjadi mitra dari Kementerian PDT dalam usaha mengurangi kemiskinan dan meniadakan kelaparan penduduk di Indonesia, secara khusus membantu penduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur. FAO siap memobilisasi para ahlinya dan berbagi pengalaman untuk secara efektif mendukung program PDT melalui kemitraan.

FAO akan mempelajari masalah yang dihadapi untuk mendapatkan cara terbaik agar masyarakat bisa meningkatkan kemampuan untuk berkarya dan berkesempatan berwiraswasta. Pada saat yang sama memberdayakannya dan membekali mereka akan pengetahuan di bidang kesehatan dan pendidikan. Namun ia menyatakan pula semua itu perlu dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten.

Kementerian PDT melakukan koordinasi dan kerja sama dengan FAO dan ILO dalam rangka percepatan pembangunan daerah tertinggal pada satu provinsi di Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT). Seluruh kabupaten di provinsi itu dikategorikan tertinggal.

Usaha mengurangi kemiskinan dan menghilangkan kelaparan di empat kabupaten sebagai "pilot location" yakni Kupang, Belu, Timor Tengah Utara dan Sumba Timur. Pengembangan di empat kabupaten itu akan difokuskan pada tiga komoditas unggulan, yakni jagung, ternak sapi dan rumput laut. Program yang merupakan hasil kerja sama antara kementerian PDT, FAO dan ILO ditargetkan terlaksana dalam tiga tahun mulai tahun 2014 hingga 2016. Kegiatan ini akan membutuhkan dana sebesar 14,4 juta dolar AS, namun Kementerian PDT hanya mampu mengalokasikan anggaran berkisar 7,2 juta dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement