Kamis 07 Nov 2013 16:20 WIB

Perwira AL AS Tersangkut Suap dengan Kontraktor Malaysia

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Penyuapan (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Penyuapan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SAN DIEGO —  Sejumlah pejabat senior Angkatan Laut AS dikabarkan terjerat kasus suap. Mereka diduga menerima uang tunai dan gratifikasi seks sebagai imbalan atas pembocoran rahasia negara yang mereka lakukan.

Pihak berwenang federal, Rabu (6/11) kemarin, menangkap Komodor Jose Luis Sanchez (41 tahun) di Tampa, Florida. Menurut rencana, dia akan segera dikirim ke San Diego untuk menghadapi tuduhan menerima sejumlah suap.

Gratifikasi di antaranya berupa uang tunai senilai 100 ribu dolar AS, layanan wanita pekerja seks komersial (PSK), dan suap dalam bentuk lainnya dari seorang kontraktor Malaysia.

Jaksa menuduh Sanchez, dalam transaksi suapnya, telah membocorkan informasi rahasia Angkatan Laut AS kepada Leonard Glenn Francis. Ia adalah CEO Glenn Defense Marine Asia Ltd (GDMA), sebuah perusahaan industri pertahanan yang berbasis di Singapura.

Perusahaan Francis yang telah melayani kapal-kapal Angkatan Laut AS di Pasifik selama 25 tahun, dituduh melakukan overbilling atau menggelembungkan tagihan terhadap Pentagon hingga jutaan dolar. Kontraknya pun kini telah ditangguhkan.

Penangkapan ini menandai perkembangan terbaru dalam kasus yang menggoyang Angkatan Laut AS. Tuduhan ini mengisyaratkan adanya pelanggaran keamanan nasional yang serius dan perilaku korupsi di tubuh militer negeri Paman Sam itu.

“Sanchez bukan satu-satunya perwira AL yang terlibat kasus suap ini. Masih ada sejumlah pejabat lainnya yang rela mengorbankan integritas dan jutaan wajib pajak di negeri ini untuk kepuasan pribadi mereka,” kata Jaksa AS Laura Duffy pascapenangkapan Sanchez, Rabu (07/11).

Dua pejabat senior lainnya juga ditangkap dalam beberapa pekan terakhir karena kasus ini. Mereka adalah Komodor Michael Vannak Khem Misiewicz dan peneliti senior AL AS, John Beliveau II.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement