Kamis 07 Nov 2013 16:29 WIB

Industri Pengolahan Susu Perlu Dikembangkan

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Seorang peternak memerah susu sapi di sebuah peternakan di Jakarta, Rabu (17/4).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Seorang peternak memerah susu sapi di sebuah peternakan di Jakarta, Rabu (17/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku susu impor perlu dibenahi. Hal ini mengingat Indonesia sebetulnya memiliki lebih dari 500 ribu sapi perah yang bisa memproduksi susu segar setiap hari. "Sayangnya, kita belum punya industri susu setengah jadi, sementara yang seperti itulah yang dibutuhkan," ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro, Kamis (7/11).

Industri membutuhkan susu setengah jadi untuk diolah menjadi berbagai macam produk, seperti susu bubuk. Kebutuhan ini masih ditambal oleh impor sebanyak 80 persen. Sementara itu, produksi susu segar yang dihasilkan peternak sebagian besar untuk konsumsi masyarakat, bukan industri. Produksi susu segar mencapai 1,7 ton - 1,8 juta ton tahun ini. Angka ini naik sekitar 5 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Keberadaan industri susu setengah jadi diharapkan bisa memberikan nilai tambah pada peternak. Apalagi harga bahan baku susu impor mencapai Rp 6000 per liter. Sedangkan harga susu yang ditetapkan Industri Pengolahan Susu (IPS) sekitar Rp 4.300 hingga Rp 4.500 per liter. "Harga ini tergantung kualitas susu, semakin baik, insentifnya bisa diambah. Tapi kalau kualitasnya buruk bisa kena pinalti," ujar Syukur.

Saat ini Kementan juga tengah membenahi budidaya sapi perah agar bisa meningkatkan hasil produksi. Salah satu program yang sedang digenjot yaitu subsidi pakan yang diterapkan pada 100 kelompok peternak di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Anggaran untuk program ini sekitar Rp 100 miliar yang dimulai tahun ini.

Syukur mengatakan keterbatasan lahan membuat peternak sulit mendapatkan pakan hijauan. Padahal pakan ideal untuk sapi yakni yang proporsi hijauan lebih banyak dibandingkan konsentrat. Untuk itu, Kementan memberikan bantuan pakan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan harapan terjadi peningkatan hasil setelah mutu pakan diperbaiki.

Kasubdit Mutu Pakan Olahan Direktorat Pakan Ternak, Kementerian Pertanian, Sri Basuki mengatakan sejauh ini sudah terlihat peningkatan produksi pada kelompok peternak yang diberikan subsidi pakan. Sapi yang umumnya hanya mengasilkan 10 hingga 12 liter per hari, produksinya bertambah 1 hingga 2 liter per hari.

Pemilik Peternakan Sumber Alam Jaya, Nurdin mengakui kesulitan mendapatkan pakan hijau untuk sapi. Satu sapi setidaknya membutuhkan pakan hijau sekitar 20 kilogram (kg) per hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement