REPUBLIKA.CO.ID, Kampanye anti pekerja ilegal di Arab Saudi yang sudah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir, menyebabkan Usaha Kecil Menengah (UKM) kekurangan perkerja.
Sejak Senin yang lalu, pemerintah Saudi mulai dengan tegas menangkapi orang asing tanpa dokumen, dan berlanjut sampai Kamis di Riyadh.
Akibatnya beberapa toko UKM penjual roti untuk kebutuhan khalayak ramai mulai tutup.
Fahd Al-Salman, Chairman di National Committee for Bakeries di Kamar Daganga dan Industri Arab Saudi mengatakan kepada Arab News bahwa kelangkaan pekerja menyebabkan tutupnya toko-toko maupun industri roti lokal.
818 pekerja imigran ditangkap di Riyad termasuk dua wanita, kata Juru Bicara Kepolisian Riyadh, Jenderal Nasser al-Qahtani.
Sekitar 4.000 warga asing yang tak berdokumen ditangkap sampai saat ini di Jeddah saja, kata Letnan Nawaf al-Bouq, mewakili pihak yang berwenang di Jeddah.
Senin, pekerja ilegal Indonesia, dilaporkan Middle East Online, melakukan aksi protes akibat kelambanan konsulat mengurus dokumen mereka.
Sekitar sejuta pekerja imigran Bangladesh, Filipina, India, Nepal, Pakistan dan Yaman sudah meninggalkan negara ini dalam masa amnesti sejak 3 April.
Diperkirakan empat juta pekerja ilegal lain sedang bersusah payah melengkapi dokumennya.
Arab Saudi merupakan ekonomi terbesar di Teluk dan dihuni oleh 9 juta pekerja asing dari 27 juta populasinya.