JAKARTA -- Sejumlah penduduk daerah pedesaan Indonesia menggunakan biogas yang terbuat dari kotoran sapi sebagai energi alternatif. Program konversi biogas ini antara lain didukung perusahaan Australia, Austrex.
Perusahaan yang menjalankan salah satu pusat penggemukan sapi terbesar di Indonesia saat ini tengah membantu sejumlah petani mengubah kotoran sapi menjadi biogas yang dipakai untuk memasak.
Lisa Wood dari Agro Giri Perkasa (AGP), mengatakan bahwa daerah pedesaan Indonesia tidak memiliki akses terhadap LPG yang bisa diandalkan. Penduduk daerah pedesaan pun sering menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Menurutnya, mengkonversi kotoran ternak menjadi biogas mengandung manfaat dari sisi lingkungan hidup dan biaya bagi para petani,
"Ini adalah sumber daya yang benar-benar tak terbatas, dan reaktor untuk biogas adalah konsep yang amat sederhana," ucap Wood, "Kalau anda membangun reaktor yang cukup besar dan ada cukup banyak kotoran ternak yang masuk ke dalamnya, anda bahkan bisa menghasilkan listrik."
Pendonasian reaktor-reaktor biogas adalah bagian dari proyek Corporate Social Responsibility AGP.
Wood mengatakan ia berharap teknologi macam ini bisa diterapkan di daerah-daerah pedesaan lain di Indonesia.
"Konsep ini bisa digunakan secara luas di daerah pedesaan Indonesia, selama ada sapi, selama ada ternak, karena anda juga bisa menggunakan babi, domba, ayam, dan kotoran manusia juga."
Pusat-pusat penggemukan sapi di Indonesia diharapkan suatu saat bisa menghasilkan biogas untuk kawasan sekelilingnya.
"Kita belum mengembangkan teknologi yang memungkinkan kita mengkompresi gas metana dan menjual gas tersebut. Tapi ada kemungkinan pusat-pusat penggemukan sapi bisa menghasilkan energi untuk dihasilkan sendiri," jelas Wood, "Jadi sebuah reaktor 50 meter kubik memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan energi pusat penggemukan sapi tersebut.
Menurut Wood, sebanyak 50 kilogram kotoran bisa diproduksi oleh dua atau tiga sapi. Kotoran sebanyak 50 kilogram tersebut pada gilirannya dapat dijadikan biogas yang dapat digunakan untuk memasak selama 8 jam dalam sehari.