REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyerukan penyelidikan internasional atas kematian pemimpin Palestina, Yasser Arafat.
Hal itu setelah ilmuwan Swiss mengkonfirmasi Arafat kemungkinan meninggal akibat keracunan polonium. Sebuah laporan dari ahli Swiss menunjukkan jenazah Arafat mengandukung 18 kali dari tingkat alami isotop radioaktif, polonium-210.
"Hasil tes menunjukkan Arafat diracun polonium dan zat itu dimiliki negara, bukan warga, berarti ini kejahatan yang dilakukan negara," ujar anggota PLO, Wasel Abu Yusef dikutip Al-Jazeera, Kamis (7/11), dan dikutip Jumat (8/11).
Komite Pusat Partai Fatah yang dikepalau Presiden Palestina Mahmud Abbas dan mendominasi PLO, bertemu pada Kamis waktu setempat untuk mendiskusikan temuan tersebut. Anggota komite eksekutif PLO, Qais Abd al-Karim mengatakan laporan tersebut memberi bukti komite untuk mendorong investigasi internasional dan independen.
"Hanya Israel yang memiliki tujuan dan motif untuk kejahatan ini. Ini merupakan sebuah skandal dan kejahatan yang membuat Israel bertanggungjawab atas kekejaman, dan saya berpikir perlu membawa mereka bertanggungjawab di depan hukum internasional," ujarnya.