Jumat 08 Nov 2013 17:06 WIB

Asyik Main, Bocah 9 Tahun Tewas Tersambar Kereta

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Dewi Mardiani
Korban tewas ditabrak kereta. Ilustrasi.
Foto: REPUBLIKA.CO.ID/Rahadimas Wiwoho
Korban tewas ditabrak kereta. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Riski (9 tahun) seorang tunawisma, yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen jalanan, sekitar pukul 12.27 WIB Jumat (8/11), tewas tersambar kereta api Cirebon Ekspres yang melintas kencang dari arah timur menuju Stasiun Gambir Jakarta Pusat.

Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Riski saat itu tengah asik bermain bersama temannya disekitar jalur satu, perlintasan kereta dekat Stasiun Bekasi di Kampung Pintu Air RT 2/ RW 1, Margamulya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Saat ditemukan, kepala bocah yang diketahui sebagai warga Cirebon tersebut, mengalami luka yang cukup parah dan langsung meninggal di tempat. Menurut keterangan saksi mata, Marcel, kepada rekan media Bekasi, siang tadi, usai mandi di kali terdekat, Riski hendak menyebrang ke seberang rel. "Saya sempat mendengar ada benturan keras. Pas saya dekatin, kepala si anak itu sudah pecah," tambahnya.

Namun, lanjutnya, saat di dekat rel kereta, Riski tidak mendengar suara kereta yang melaju dari arah Cirebon menuju Bekasi. "Padahal kawannya yang lain, saat kereta melintas sudah memperingatkan Riski, tapi Riski seakan tidak mendengar dan seketika itu juga langsung tersambar dan terseret kereta api sejauh 100 meter," jelasnya.

Kepala korban cedera berat, tubuhnya masih utuh, dan korban langsung dilarikan ke RSUD Kota Bekasi. Riski diketahui baru tiga minggu menetap dan mengamen di sekitar stasiun Bekasi. Kejadian itu mengangetkan warga sekitar. Pihak keamanan Stasiun Bekasi yang terdiri dari Satpam dan Marinir, kemudian bergegas mendekat ke tempat kejadian.

Sementara itu, Abdul Rauf (44) ketua RW setempat menuturkan, korban sehari-hari dikenal sebagai tunawisma yang bekerja sebagai pengamen jalanan di bawah jembatan layang Summarecon. Bila malam, korban selalu tidur bersama teman-temannya disekitar Stasiun Bekasi.

Warga, kata Rauf, sering mengingatkan, agar korban tidak bermain apalagi mandi di Kali Pintu Air. Karena, letaknya dekat sekali dengan jalur satu perlintasan kereta Stasiun Bekasi. "Tapi memang anak-anak itu susah diatur. Selain itu petugas keamanan stasiun juga kurang tegas," katanya.

Kasus kecelakaan kereta itu ditangani petugas Polsek Bekasi Utara. Kepala Unit Sentra Pelayanan Kepolisian Polsek Bekasi Utara Aiptu R. Sudarisman mengatakan, korban meninggal setelah kepalanya terhantam kereta yang melintas. "Mayatnya kami akan evekuasi ke RSUD Bekasi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement