REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN -- Taliban Pakistan, Jumat (8/11), mengumumkan mereka akan merencanakan satu gelombang serangan balasan baru terhadap pemerintah setelah pengangkatan komandan baru kelompok itu Mullah Fazlullah sebagai pemimpin mereka.
Tampilnya Fazlullah, yang dikenal dengan pandangan garis Islamnya dan penolakan perundingan perdamaian oleh majelis shura Taliban, atau dewan pimpinan, sehari sebelumnya setelah pembunuhan Hakimulllah Mehsud, pemimpin sebelumnya akibat serangan pesawat tanpa awak AS pada 1 November.
"Kami akan menargetkan pasukan keaamanan,instalasi-instalasi pemerintah , para pemimpin politik dan polisi," kata Asmatullah Shaheen, ketua majelis Shura kepada Reuters melalui telepon dari satu lokasi yang tidak diketahui. Ia mengatakan target utama Taliban termasuk tentara dan instansi-istansi pemerintah di Provinsi Punjab , pangkalan politi Perdana Menteri Nawaz Sharif.
"Kami telah memiliki satu rencana. Tetapi saya ingin lebih menjelaskan lagi. Kami tidak menarget para warga sipil, pasar-pasar atau tempat-tempat umum. Penduduk jangan takut," kata Shahen, seperti dilansir AFP.
Pakistan secara terbuka mengecam serangan-serangan pesawat tanpa awak milik AS karena tindakan itu melanggar kedaulatannya tetapi para pejabat swasta mengaku pemerintah mendukung luas aksi itu. Para gerilyawan, terutama yang berpangkalan di daerah-daerah terpencil di perbatasan dengan Afghanistan di mana tentara tidak ada.
Pakistan mendapat informasi lengkap tentang serangan-serangan pesawat itu," kata Shaheeb. "Pakistan adalah budak Amerika. Pakistan adalah koloni Amerika." Taliban Pakistan berperang untuk menggulingkan pemerintah dan memberlakukan hukum Islam di negara yang memiliki senjata nuklir itu.
Serangan-serangan meningkat sejak Sharif berkuasa Mei, satu kekhawatiran bagi negara-negara internasional yang telah kebingungan bagi dampak keamanan dari rencana penarikan pasukan yang dipimpin AS dari Afghanisan tahun 2014.
Mehsud dan sekutunya untuk memulai perundingan bagi satu perundingan gencatan senjata dengan pemerintah, tetapi Fazlullah, yang anak buahnya berada dibelakang serangan terhadap pelajar putri pelajar putri Malala Yousafzai tahun lalu, menentang keras perundingan-perundingan.