REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB dan mitranya di Filipina mendukung negeri itu dalam menilai kerugian akibat salah satu topan paling kuat dalam sejarah, kata juru bicara PBB, pada Jumat (8/11).
Tim Negara Kemanusiaan PBB dan mitranya telah melengkapi upaya pemerintah dengan menempatkan kembali simpanan bantuan guna menanggapi kebutuhan mereka yang jadi korban, kata Farhan Haq, penjabat Wakil Juru Bicara PBB, dalam taklimat harian yang dilaporkan Xinhua dan dikutip Sabtu (9/11).
Pemerintah Filipina telah melakukan langkah pencegahan guna menyelamatkan nyawa dengan memindahkan warga dari daerah pantai dan daerah dataran rendah yang rentan terhadap banjir serta tanah longsor saat Topan Haiyan memasuki daratan pada Jumat pagi, kata Haq.
Topan super itu, yang di daerah setempat dinamakan Yolanda, telah merobek atap rumah, menumbangkan pohon dan mempengaruhi kegiatan usaha. Namun, besarnya kerugian takkan diketahui sampai topan tersebut lewat.
Jumlah resmi memperlihatkan tiga orang telah tewas dan tujuh orang lagi cedera. Rey Balido, Juru Bicara bagi Dewan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional Filipina (NDRRMC), melaporkan mereka sejauh ini telah menghitung tiga korban tewas, dua akibat tersengat listrik dan satu orang dihantam petir.
Balido mengatakan 145.649 keluarga, atau 718.208 orang, dari Mimapola, Bicol, Vesayas Barat, Visayas Tengah, Mindana Utara dan Wilayah Caraga telah pergi ke 581 pusat pengungsian sebelum Topan Yolanda memasuk daratan.
Direktur Pelaksana NDRRMC Eduardo del Rosario mengatakan berdasarkan informasi awal yang telah mereka kumpulkan dampak Topan Haiyan, atau Yolanda, "amat, sangat sedikit" dibandingkan dengan korban Topan Ruping. Topan Ruping menerjang daerah yang sama pada 1990, sehingga menewaskan 508 orang, melukai 1.278 orang lagi dan membuat 246 orang hilang.
Haiyan adalah salah satu topan paling kuat yang pernah dicatat, dengan kecepatan angin sampai 295 kilometer per jam, di atas 252 kilometer per jam buat Badai Kategori 5, kategori tertinggi di dalam ukuran kecepatan angin saat badai dalam Skala Saffir-Simpson, kata laporan media.
Program Pangan Dunia memperkirakan bahwa 2,5 juta orang akan memerlukan bantuan darurat akibat terjangan topan dahsyat tersebut.