REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jatuhnya Helikopter Mi-17 milik TNI-AD hampir bersamaan dengan kedatangan badai Topan Haiyan yang melanda Filipina. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun menilai, cuaca yang terjadi di Indonesia beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh angin topan yang membawa korban jiwa itu.
Ketika ditanya apakah jatuhnya helikopter MI 17 milik TNI Angkatan Darat yang terjadi di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara berhubungan dengan badai tersebut, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistia belum bisa berkomentar. “Untuk itu saya belum bisa bicara,” katanya.
“Walaupun tidak lewat tapi dampaknya yang terjadi di Indonesia adalah cuaca buruk terutama Indonesia bagian utara,”tambahnya, saat dihubungi RoL, Sabtu (9/11). Dia mengatakan, Topan Haiyan yang menerjang Filipina diprediksi tidak akan sampai di Indonesia. Kemungkinan besar yang terjadi Topan Haiyan akan melewati negara-negara yang berada di barat Filipina.
“Kalau ke Indonesia hampir pasti tidak. Arahnya sekarang menuju ke barat yakni ke negara-negara Indocina seperti Kamboja, Vietnam dan sekitarnya,” ujar Widada.
Widada menambahkan, dua sampai tiga hari lagi badai dengan kekuatan pusat angin 215 kilometer per jam dan embusan hingga 250 kilometer per jam itu akan sampai di kawasan negara-negara Indocina.