REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Acara siraman yang menjadi salah satu rangkaian prosesi pernikahan putra mahkota Keraton Kasepuhan Cirebon, PR Luqman Zulkaedin, dilaksanakan Ahad (10/11) sekitar pukul 08.30 WIB.
Sebelumnya, sang calon pengantin pria telah terlebih dulu di-blonyo dan memakai sarung batik dan kembang melati.
Dalam rilis yang dikirimkan Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, blonyo atau boreh merupakan tradisi yang bertujuan untuk membersihkan badan. Dengan demikian, sang calon pengantin diharapkan menjadi insan yang bersih, baik jasmani maupun rohani pada saat melaksanakan prosesi sakral akad nikah.
Sultan menjelaskan, blonyo merupakan suatu bahasa tanpa kata. Melalui blonyo /dilulur kunyit, secara otomatis calon pengantin tidak dapat bepergian.
''Hal itu bertujuan untuk tirakat, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,'' tegas Sultan.
Selain itu, calon pengantin pria memakai sarung batik dan kembang melati. Sarung batik merupakan pakaian tradisi Cirebon. Sedangkan pemakaian kembang melati bertujuan sebagai hiasan dan wewangian dan lambing kesucian.
Prosesi siraman terhadap calon pengantin pria akan didahului oleh kedua orang tuanya, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat dan Permaisuri, RAS Isye Natadiningrat. Selain itu, proses siraman juga akan dilakukan para pinisepuh keraton.
PR Luqman Zulkaedin akan menikahi kekasih hatinya yang bernama Ratih Marlina. Mereka akan menjalani akad nikah pada Senin, 11 November 2013.