Ahad 10 Nov 2013 11:51 WIB

Jubir: Presiden Tak Pernah Salahkan Pihak Tertentu Soal Kemacetan

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Presiden Julian A Pasha mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah menyalahkan isu kemacetan pada satu pihak tertentu.

"Kami harus mengatakan tidak benar, Presiden menyalahkan kemacetan lalu lintas ini pada siapapun, pada gubernur atau kepala daerah," kata Julian di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Ahad pagi.

Namun ia membenarkan jika kepala daerah memegang kendali terdepan mengingat kepala daerah semestinya merupakan orang yang paling memahami kondisi wilayahnya.

"Tentu dalam hal ini pemerintah pusat akan mendukung upaya untuk mengurai kemacetan, tidak berarti itu sepenuhnya diserahkan pada pusat karena yang paling mengerti lalu lintas adalah kepala daerah, baik itu di provinsi, kabupaten maupun kota," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Julian juga mengaku merasa perlu untuk menegaskan kembali jika Presiden Yudhoyono saat menjalankan tugas tidak pernah memerintahkan penutupan jalan. Menurut dia, jika ada penutupan jalan maka itu semata-mata pertimbangan protokoler untuk keselamatan.

"Kalaupun kemudian ada penutupan jalan itu semata-mata karena tugas protokeler dalam rangka pengamanaan 'VVIP' untuk pertimbangan keselamatan," tuturnya.

Sebelumnya, Presiden SBY mengatakan, seharusnya kepala daerah setempat bertanggung jawab soal kemacetan. Pernyataan SBY dilontarkan seusai mendapat keluhan dari pejabat tinggi negara lain soal kemacetan di Jakarta yang cukup parah.

"Yang harus jelaskan gubernurnya, wali kotanya. (solusi dari kepala daerah) Begini Pak, konsep kami. Pemerintah pusat bisa membantu, memberikan kemudahan-kemudahan. Efeknya kan banyak sekali macet 3 jam, 4 jam," ujar SBY.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement