Ahad 10 Nov 2013 14:16 WIB

Salamun Dolly Foundation: Surabaya Bebas Lokalisasi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Suasana di Gang Dolly, Surabaya
Foto: Antara
Suasana di Gang Dolly, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Yayasan independen, Salamun Dolly Foundation hari ini (Ahad, 10/11) mengucapkan deklarasi mengenai 'Surabaya Bebas Lokalisasi' di Taman Bungkul, Surabaya, Jawa Timur.

Para petinggi Salamun Dolly foundation secara bersama-sama mengucapkan ikrar bahwa Surabaya lebih bermartabat dengan mengawal transformasi lokalisasi di Surabaya yaitu Dolly. Tidak hanya itu, tnsformasi lokalisasi Dolly harus dilakukan dengan berkemanusiaan. Salah satu pendiri Salamun  Dolly Foundation, Saiful Pristiwanto mengatakan, Dolly selama ini dikenal sebagai tempat prostitusi. Padahal keberadaan lokalisasi tersebut dinilai membahayakan anak-anak yang tinggal di lingkungan tersebut.

‘’Tidak bisa dipungkiri dengan adanya lokalisasi itu, pertumbuhan generasi muda disana menjadi tidak sehat,’’ katanya kepada Republika di sela-sela acara deklarasi, Ahad (10/11). 

Apalagi jumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) di Dolly cukup banyak yaitu 1.080 orang PSK. Untuk itu, pihaknya ingin supaya lokalisasi Dolly ditutup dan dilakukan transformasi. Namun, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melakukannya. ‘’Tugas dari Salamun Dolly Foundation adalah memikirkan dampak yang terjadi setelah lokalisasi Dolly bena-benar ditutup nantinya,’’ ucapnya. 

Untuk mengantisipasi dampak pascalokalisasi benar-benar ditutup yaitu pihaknya akan melakukan investigasi, kemudian survei seperti dampak sosial ekonominya apa dan tingkat pendidikannya apa. Setelah itu pihaknya melakukan pemetaan dan membuat suatu program, termasuk program pemberdayaan dalam jangka pendek dan jangka menengah.  

Program lain yang juga direncanakan yaitu pemberian keterampilan maupun bekal usaha. Pihaknya menargetkan agar para PSK dan warga sekitar dapat mengikuti program tersebut. ‘’Karena kalau lokalisasi Dolly ditutup tapi kemudian beralih menjadi tempat-tempat yang tidak bermanfaat, ya kita akan lawan,’’ ujarnya.

Setelah deklarasi Surabaya bebas lokalisasi diucapkan oleh para petinggi Salamun Dolly Foundation, mereka melepaskan puluhan balon. Selain itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharni yang ikut menghadiri acara melepaskan burung merpati. Sebagian burung-burung itu juga diberikan ke penonton yang menghadiri acara, khususnya anak-anak. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement