Ahad 10 Nov 2013 15:14 WIB

Venezuela Tembak Pesawat Meksiko Pembawa Kokain

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Foto: whatsnextvenezuela.com
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pesawat Meksiko yang dipaksa mendarat dan dihancurkan di wilayah Venezuela pada pekan lalu penuh dengan kokain, demikian Presiden Necolas Maduro menyatakan pada Sabtu (9/11) waktu setempat. Maduro mengaku terkejut mendapati protes diplomatik Meksiko atas peristiwa penembakan pesawat yang terjadi pada 4 November lalu itu.

"Pesawat tersebut kami temukan penuh dengan obat-obatan terlarang," kata Maduro dalam pidato mingguan yang disiarkan televisi dan radio nasional. Maduro mengaku telah memberi instruksi kepada Menteri Luar Negeri Elias Jaua untuk memberikan penjelasan seperlunya kepada Meksiko, termasuk sikap keras Venezuela terhadap pesawat yang membawa obat terlarang.

Pada Senin (4/11) lalu pesawat tempur Venezuela memaksa jet eksekutif kecil dengan plat nomor Meksiko untuk mendarat di negara bagian Apure. Dua hari kemudian Meksiko secara resmi meminta Venezuela untuk menjelaskan peristiwa tersebut dalam kaitannya dengan hukum internasional. "Kami tidak akan membiarkan wilayah udara Venezuela terus menerus dimanfaatkan dalam kaitannya dengan jual beli narkoba," kata Maduro.

"Kami tidak akan berhenti hanya karena desakan masyarakat internasional ataupun oleh pemerasan," tambah Maduro merespon kritik terhadap aksi yang cukup keras tersebut.

Beberapa jam setelah Maduro menyampaikan hal tersebut, sejumlah pejabat pemerintah Meksiko mengatakan akan memanggil duta besar Venezuela untuk meminta penjelasan. Venezuela sebelumnya telah mengatakan bahwa pesawat yang dipaksa mendarat itu telah melanggar kedaulatan wilayah udara dan sempat dikejar oleh pesawat tempur lokal selama 40 menit.

Pemerintah Venezuela juga mengatakan bahwa pesawat Mesiko tersebut turun di jalur pendaratan terpencil dan tidak ada tanda-tanda terdapat manusia di dalamnya. Pejabat pemerintah Meksiko mengatakan pada Jumat bahwa ada tujuh orang dengan identitas palsu di dalam pesawat. Mereka berangkat dari negara bagian Querataro.

Sejak Mei 2012, sebanyak 30 pesawat telah dipaksa mendarat oleh angkatan udara Venezuela yang sedang menggalakkan operasi anti narkotik di wilayah udara, laut, dan darat. Venezuela bukan merupakan negara produsen kokain, namun para bandar narkoba, termasuk dari Meksiko, semakin sering menggunakan wilayah di negara tersebut untuk menyelundupkan obat-obat terlarang.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement