Senin 11 Nov 2013 06:15 WIB

Gillard Desak Kebijakan Harga Karbon Dipertahankan

Red:
Julia Gillard
Julia Gillard

CANBERRA -- Mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard, mendesak parlemen untuk tetap mempertahankan kebijakan harga karbon dalam sebuah pidato yang disampaikannya di Melbourne.

Gillard menyampaikan pendapatnya itu pada acara “Credit Where Credit Is Due” yang digelar di Melbourne, Minggu (10/11) untuk merespon rencana pemerintah federal mencabut pajak karbon saat Parlemen menyampaikan pendapatnya.

Sebelumnya PM Australia Tony Abbott percaya diri kalau emisi gas rumah kaca Australia dapat dipangkas sebanyak 5 persen pada 2020 nanti di bawah rencana aksinya, seperti target yang pernah ditetapkan oleh partai Buruh.

Namun Gillard yang pernah menyampaikan target itu pada 2010 lalu menanggapi kalau dia menginginkan bukti dari pemerintah di bawah pemerintahan kolisi yang dikomandoi Abbott.

"Jika hal itu harus diganti dengan sistem lain, maka sebuah kewajiban bagi mereka yang mendukung pendekatan baru untuk menunjukkan akan mengurangi emisi sekurang-kurangnya 5 persen pada tahun 2020 dan akan melakukannya dengan biaya yang lebih rendah mengurangi per ton karbon," ujar Gillard.

Dia juga mengakui kalau sempat membuat keputusan politik keliru dengan membiarkan mekanisme harga karbon partai Buruh disebut dengan pajak.

“Itu adalah skema perdagangan emisi dengan harga tetap dan saya seharusnya jelas mengatakan begitu,” ungkapnya.

Mantan perdana menteri Gillard juga mengakui penyesalan atas penanganan masalah pencari suaka serta menambahkan isu tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dengan "slogan" dari Pemerintah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement