Senin 11 Nov 2013 10:39 WIB

Merapi Keluarkan Letupan, Warga Diminta Tak Panik

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Dewi Mardiani
Truk tambang di lereng Merapi
Truk tambang di lereng Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Gunung Merapi memasuki awal musim hujan ini, terjadi perubahan aktivitas. Suara letupan-letupan kecil sering terjadi, hingga menyebabkan perubahan suhu udara di sekitar sana.

 

Masyarakat yang bermukim di Lereng Merapi, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, diimbau untuk tetap tenang bila Merapi mengeluarkan letupan memasuki musim penghujan ini. Masalahnya, hujan yang turun di kawasan puncak bisa menimbulkan letupan kecil yang diakibatkan perubahan suhu akibat guyuran hujan.

 

''Dari cuaca panas. kemudian tiba-tiba diguyur hujan. Ini akan sangat mungkin terjadi letupan. Tidak perlu panik. Tenang saja,'' pinta Mujiyanto, Relawan Jalin Merapi, Senin (11/11).

 

Selain letupan-letupan kecil, meski berskala kecil, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai keluarnya gas sulfatara dari puncak. Sebaiknya, masyarakat dan pendaki gunung yang saat itu beraktivitas di sekitar Gunung Merapi untuk menghindari areal kawah.

 

Komandan SAR Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetya, meminta agar saat memasuki musim hujan, masyarakat mengurangi aktivitas di seputaran Gunung Merapi. Selain rawan longsor, juga rawan badai. Masyarakat di lereng Gunung Merapi biasanya melakukan aktifitas mencari rumput diatas. Untuk status Merapi sendiri saat ini masih aktif normal.

 

Gunung Merapi hingga kini masih sering mengeluarkan semburan gas. Meski begitu, semburan gas yang keluar dari kawah Merapi dianggap sebagai hal yang wajar bagi gunung yang masih aktif. Selain itu, pascaerupsi 2010 lalu, Merapi memiliki karakter baru yang harus dikenali oleh masyarakat. Khususnya, yang bermukim di kawasan lereng gunung.

 

''Hampir semua kubah Gunung Merapi hilang saat erupsi 2010 lalu. Yang ada sekarang, adalah kawah. Sementara semburan gas masih terus terjadi. Tapi, justru ini normal,''tambah Mujiyanto.

 

Menurutnya, berdasarkan hasil pantauan ke puncak Gunung Merapi, pihaknya menemukan adanya perubahan. Yang paling terlihat, sejumlah titik api diam di kawasan tersebut berkurang banyak. Padahal, sebelumnya ada sejumlah titik api yang berada di kawah. Kini, yang terlihat hanya ada satu titik api.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement