REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menyatakan bahwa survei bukanlah indikator utama elektabilitas seorang tokoh untuk menjadi bakal calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang.
"Elektabilitas tidak bisa diukur dari hasil survei saja. Pemimpin yang tinggi popularitasnya dalam survei belum tentu mengakar di tengah rakyat," kata Suryadharma dalam kuliah umum yang disampaikan di Kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin.
Sedangkan, pemimpin yang mengakar di antara masyarakat juga belum tentu memiliki tingkat popularitas tinggi dalam hasil-hasil survei, katanya melanjutkan.
Suryadharma bahkan mengutip pernyataan dari tokoh besar Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau lebih dikenal dengan julukan Buya Hamka. "Kata Buya Hamka, 'tidaklah semua orang yang populer itu orang besar, dan tidak semua yang besar itu populer'," katanya.
Menurut hasil survei Political Weather Station (PWS) yang dirilis pada 1 November 2013 lalu, Suryadharma hanya memiliki popularitas 0,6 persen.
Sebelumnya, Suryadharma juga sempat mengeluarkan pernyataan serupa, bahwa survei tidak mencerminkan hasil pemilu pada Juli lalu setelah hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan PPP hanya memiliki tingkat elektabilitas sebesar 4,3 persen saja.
Di hadapan para mahasiswa dan mahasiswi UIN, Suryadharma bertutur tentang sosok kepemimpinan yang menurut dia dibutuhkan tokoh yang mampu mensinergiskan kepentingan nasional dan perjuangan Islam.
"Pemimpin harus mampu mensinergikan nasionalis yang memperjuangkan Islam, dan Islam yang memperjuangkan kepentingan nasional," katanya.