REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengajak masyarakat peduli Ciliwung dari hulu sampai hilir untuk bergerak menyelamatkan Sungai Ciliwung dengan penanaman pohon bambu.
"Gerakan penyelamatan Sungai Ciliwung bersih tantangan kita bersama. Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus memiliki semangat yang sama melaksanakan aksi nyata untuk mewujudkan Ciliwung bersih dan tanpa sampah," kata Balthasar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (11/11).
Menteri Lingkungan Hidup selaku Ketua Umum Panitia Natal Nasional, memimpin acara "Bhakti Sosial Perayaan Hari Natal Untuk Penyelamatan Sungai Ciliwung".
Kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan Hari Natal Nasional yang peringatan puncaknya akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 27 Desember 2013.
Baksos ini juga dalam rangka peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) pada 5 November, peringatan Hari Ciliwung 11 November serta peringatan Hari Bambu pada 26 November.
Sungai Ciliwung merupakan salah satu dari 13 sungai prioritas nasional 2010-2014.
Berdasarkan data kerusakan ekosistem sungai pada 13 sungai prioritas tersebut umumnya telah mengalami penurunan tutupan hutan di wilayah DAS dan turunnya status mutu air menjadi tercemar ringan sampai berat.
Demikian pula status kondisi sungai Ciliwung mulai dari hulu sampai dengan hilirnya, dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan. Sungai Ciliwung telah jauh berubah, tidak bening lagi, keruh dan penuh sampah terutama semakin ke hilir, yang menandakan DAS Ciliwung semakin tidak sehat.
Semua air hujan yang ada menjadi air permukaan dan tidak lagi ada kesempatan untuk meresap ke tanah. Pengendalian banjir, sedimen, kualitas air, dan sampah di Sungai Ciliwung tidak hanya melibatkan warga di sekitar sungai, tapi harus melibatkan warga DAS Ciliwung dari hulu hingga hilir secara keseluruhan.
Menanam bambu untuk selamatkan Ciliwung, dikatakan Balthasar, selaras dengan upaya pelestarian dan pemanfaatan bambu secara berkelanjutan.
Bambu merupakan produk hasil hutan nonkayu yang memiliki keunggulan memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata.
Bambu juga mudah ditanam, tidak membutuhkan perawatan khusus dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tidak membutuhkan investasi besar, memiliki toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran.