REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan sampai dengan saat ini progres atau kemajuan terkait langkah penanganan bencana banjir di wilayah ibukota baru mencapai 20 persen.
"Progres penanganan atau antisipasi banjir sampai sekarang baru mencapai 20 persen. Tapi, memang sebetulnya langkah-langkah antisipasi banjir itu dilakukan secara bertahap," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/11).
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, antisipasi banjir membutuhkan perencanaan yang matang dan akurat, sehingga pengerjaannya harus dilakukan secara bertahap, bukannya sekaligus.
Sejauh ini, sambung Ahok, langkah penanganan banjir yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, yaitu melalui revitalisasi sejumlah waduk, diantaranya Waduk Pluit di Jakarta Utara.
"Di Waduk Pluit misalnya, selain dikeruk, di kawasan waduk itu juga akan kami bangun tempat penyulingan air bersih, tempat pemancingan dan juga sarana-sarana rekreasi warga," ujar Ahok.
Dia menuturkan revitalisasi tersebut bertujuan mengembalikan fungsi waduk sebagai wadah penampung air dalam mengantisipasi banjir, sekaligus sebagai sarana penghijauan kota.
"Sampai dengan saat ini, pengerukan masih terus dilakukan. Selama ini, kedalaman Waduk Pluit hanya sekitar dua sampai tiga meter. Rencananya, waduk itu akan kita keruk hingga kedalaman 10 sampai 15 meter," tutur Ahok.
Selain Waduk Pluit, dia mengungkapkan Pemprov DKI juga melakukan pengerukan dan revitalisasi terhadap sejumlah waduk lain di ibukota, yakni Waduk Ria Rio, Waduk Tomang Barat, Waduk Rawa Badak, Waduk Pondok Labu, Waduk Bojong, Waduk Sunter dan Waduk Teluk Gong.