REPUBLIKA.CO.ID, -- Para orang tua khawatir dan marah dalam pertemuan yang digelar di Malek Fahd Islamic School, Kamis (7/11) malam.
Ratusan orang tua khawatir sekolah Muslim terbesar di Australia tersebut akan ditutup paksa. Pertemuan itu dilaksanakan di aula sekolah yang terletak di kampus Greenacre di barat Sydney.
Malek Fahd Islamic School memiliki lebih dari 2.000 siswa. Banyak di antaranya merupakan warga asing. Sekolah ini terletak di tiga wilayah, yakni Greenacre di Sydney, Hoxton Park, dan Beaumont Hills.
Inspektur Dewan Sekolah New South Wales mengatakan, Malek Fahd Islamic School tidak memenuhi persyaratan kurikulum pada 2014.
Kepala Sekolah Malek Fahd Islamic School Ray Barrett, seperti dikutip Bernama mengatakan, pertemuan tersebut untuk memberi catatan kepada Menteri Pendidikan Adrian Piccoli, sehingga dia tetap mengizinkan sekolah itu beroperasi dan tetap memberi sertifikat akreditasi.
Tapi, sejumlah orang tua tetap merasa khawatir jika mereka harus mendaftarkan anaknya di sekolah lain. Piccoli akan membuat keputusan akhir pada Desember.
Kabar tersebut membuat komunitas Muslim Austrasila merasa tidak nyaman. Apalagi, setelah Pemerintah Australia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan yang mematai-matai gerak-gerik Muslim di negara itu. Ini membuat komunitas Muslim merasa tertekan.
“Kami sepertinya akan hidup di bawah kecurigaan dan pengawasan secara terus-menerus,” kata Mohammad Tabba, anggota Dewan Muslim Victoria, seperti dilansir Telegraph.
Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum ketika banyak Muslim dihubungi Australian Security Intellgence Organization (ASIO) dan Australian Federal Police (AFP) untuk dimintai keterangan.
Kedua organisasi berdalih wawancara ini adalah bagian dari operasi kontra terorisme. Selama beberapa bulan terakhir, umat Islam mengeluhkan mereka diminta menjadi agen rahasia atau informan dalam komunitas Muslim. Kebijakan ini yang kemudian dikecam umat Islam.
Sebelumnya, kampanye anti-Islam kembali beredar di Australia, tepatnya di Underwood, Brisbane. Banyak supermarket di wilayah itu menjual produk-produk halal, tapi berstiker bertuliskan nada tuduhan tidak mendasar kepada Islam.
World Bulletin melansir, stiker berwarna merah terang itu, bertuliskan “Waspadalah! Makanan Halal Dana (untuk) Teroris.”
Stiker itu marak beredar di setiap supermarket di Brisbane sejak memasuki Ramadhan, Salah satunya di Supermarket Woolworths, Brisbane Selatan.
Seven News mengatakan, kampanye tersebut adalah bentuk rasisme. Berbagai media lokal menelusuri kampanye tuduhan dan anti-Islam itu dilakukan secara teratur. Gerakan Restorasi Australia adalah motor utama dan penyebar stiker-stiker keji itu.