Selasa 12 Nov 2013 12:46 WIB

Kadin Harapkan Pelaku Usaha Furnitur Genjot Ekspor

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Produk mebel menjadi andalan ekspor Indonesia.
Produk mebel menjadi andalan ekspor Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan pada para pelaku usaha furnitur dan kerajinan nasional untuk dapat menggenjot ekspornya mencapai 2,8-3 miliar dolar AS. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur mengatakan, Industri furnitur dan kerajinan Indonesia dinilai mempunyai kontribusi yang cukup baik untuk mendorong kinerja ekspor.

“Kami harapkan untuk komoditas mebel dan kerajinan, ekspornya bisa meningkat hingga 2,8 sampai 3 miliar dolar AS di tahun depan,” katanya saat acara pengukuhan dewan pengurus pusat Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Periode 2013-2018 di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Selasa (12/11).

Dia menyebutkan, berdasarkan data BPS, pada tahun 2012 industri komoditas furnitur dan kerajinan memberikan kontribusi terhadap perolehan devisa negara sebesar 2,6 miliar dolar AS. Rinciannya yaitu 1,8 miliar dari sektor furnitur dan 800 juta dolar AS dari sektor kerajinan.

Sementara itu, Ketua Umum Asmindo Terpilih M Taufik Gani mengatakan bahwa industri mebel dan kerajinan cukup strategis karena merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja.  “Tidak kurang dari 4 juta orang yang terlibat dalam industri ini, baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa saat ini Asmindo sendiri terdiri dari 2.216 jumlah anggota yang 80 persen diantaranya merupakan termasuk pada kategori UKM. Selain itu menurutnya, tingginya local content bahan baku yang digunakan yang hampir mencapai 100 persen menjadikan industri ini mampu bertahan dari terpaan krisis ekonomi.

Untuk terus menggenjot kinerja ekspor furnitur dan kerajinan, kata Taufik, pihaknya akan kembali menggelar Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2014 ke-7 dengan mengusung konsep green dengan membangun hutan di tengah kota. “Konsep ini sebagai bukti kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, di tengah-tengah maraknya isu penebangan liar (illegal logging) yang selalu digaungkan dunia internasional terhadap produk-produk kehutanan Indonesia,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah dimana mulai Januari 2014, yaitu produk-produk furnitur kayu yang akan diekspor harus dilengkapi dengan dokumen V-Legal yaitu dokumen yang menunjukkan bahwa produk-produk kehutanan yang diekspor menggunakan bahan baku kayu legal. “Kami harapkan juga sosialisasi terkait kebijakan ini bisa lebih baik, kami akan terus dorong sosialisasinya terutama bagi anggota Asmindo, demikian juga bagi pemangku kepentingan, dan masyarakat internasional,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement