REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Akibat bentrokan antara polisi dan warga pendukung pemekaran Luwu Tengah, Sulawesi Selatan, satu korban diketahui bernama Chandra (22) tewas terkena timah panas dan puluhan massa luka-luka serta 22 orang ditahan polisi dalam peristiwa itu.
"Dia (Chandra) terkena peluru dibagian punggung dan tembus sampai ke dadanya," kata saksi mata Taufik saat dihubungi di Makassar, Selasa.
Ia menyebutkan, korban diketahui berasal dari Desa Pongo, Kecamatan Walenrang Lamas, Kabupaten Luwu dan berprofesi sebagai buruh bangunan dan tewas di lokasi kejadian Kecamatan Walenrang Lamasin, Kabupaten Luwu, tepat lokasi aksi. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kota Palopo namun tidak terselamatkan.
"Polisi menggunakan gas air mata dan banyak selongsong peluru karet serta beberapa peluru tajam yang jatuh ke jalan, itu digunakan untuk membubarkan massa. Katanya peluru karet tapi kenapa Chandra bisa meninggal dengan peluru dari punggung tembus ke dada," tuturnya.
Sebelumnya, warga menutup akses jalan trans Sulawesi untuk meminta pemerintah memekarkan Luwu Tengah. Akibatnya, penumpukan kendaraan terjadi hingga dua hari. Polisi kemudian melakukan tindakan preventif untuk membubarkan massa.
Bahkan menurut sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya dengan alasan keamanan, penutupan akses jalan tersebut akibat imbas kekalahan salah satu calon Bupati pada Pilkada Luwu, namun polisi belum memastikan apakah itu merupakan pemicu penutupan jalan yang berakhir dengan bentrokan.
Sebelumnya, pada Senin 11 November 2013 sebanyak dua ribu orang terlibat bentrok di Jembatan Lamasi, Kecamatan Walenrang Lamasi, Kabupaten Luwu, Sulsel.
Akibatnya Dua orang massa pendukung pemekaran Luwu Tengah tertembak peluru karet, sementara beberapa anggota polisi terluka terkena lemparan bom molotov dan anak panah.
Masyarakat Walmas menginginkan terbentuknya Luwu Tengah (Luteng) terpaksa harus pasrah karena pembahasan Luteng di tingkat DPR RI tidak dimasukkan dalam skala prioritas DOB.
Sementara yang berpeluangan dimekarkan menjadi kabupaten di Sulsel adalah Kabupaten Bone Selatan (Bonsel). Sedangkan yang lebih dulu diwacanakan ditingkat pusat adalah Luteng.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar Komisaris Besar (Kombes) Endi Sutendi sat dikonfirmasi menyatakan, peluru yang menewaskan Candra (22) belum dapat dipastikan berasal dari senjata polisi.
"Kami belaum bisa memastikan peluru yang menembus punggung hingga ke dada korban itu berasal dari senjata polisi. Saat ini kami melakukan penyelidikan atas kematian Candra untuk itu kami mendatangi rumah sakit dimana korban dibawa," kata Endi