REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya pembeli di lantai tiga Blok G Pasar Tanah Abang membuat para pedagang mengeluh. Bahkan, beberapa pedagang menutup lapak mereka lantaran tidak lakunya dagangan mereka.
Atik, pedagang pakaian dan tas di lantai 3 Blok G Pasar Tanah Abang, mengaku mendapatkan omset yang sedikit dibanding ketika berjualan di PKL. "Omsetnya turun banyak, setengah saja nggak ada," kata Atik, Selasa (12/11).
Ia mengatakan dalam seminggu hanya mampu menjual tiga buah tas seharga Rp 50 ribu tiap tasnya. "Kalau baju sebulan cuma laku tiga buah, tiap baju sekitar Rp 35 ribu," kata Atik menambahkan.
Menurut dia, sepinya pembeli di lantai 3 tersebut karena kurangnya fasilitas tangga penghubung serta jembatan. Atik mengatakan pembeli lebih memilih untuk berbelanja di lantai bawah. "Kalau naik ke lantai tiga, pembeli sudah capek," katanya.
Para pedagang tersebut meminta untuk dibuatkan eskalator serta jembatan penghubung dengan Blok F. Dengan jembatan penghubung tersebut, ia melanjutkan, memudahkan para pembeli menuju ke lantai 3 Blok G Pasar Tanah Abang.
Omset yang didapatkan pun jauh menurun dibandingkan ketika ia berjualan sebagai pedagang kaki lima. Ia mengaku bisa mendapatkan omset hingga Rp 4 juta per hari.
Selain itu, para pedagang di lantai 3 juga mengeluhkan adanya pungutan biaya pemeliharaan pasar (BPP) sebesar Rp 4 ribu. "Dulu waktu masih berdagang sebagai PKL, saya bayar pungutan sampai Rp 65 ribu juga sanggup. Itu karena ramai. Kalau sekarang nggak kuat bayar karena tidak ada pendapatan," keluh Atik.
Untuk memenuhi kebutuhannya, Atik juga menjual makanan dan minuman di lantai 3. Omset yang ia dapatkan dengan menjual makanan itu sebesar Rp 250 ribu tiap hari.
Ia pun meminta agar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, untuk memenuhi permintaan mereka menyediakan eskalator serta jembatan penghubung. "Kalau tidak, ya terpaksa jualan kembali di bawah," katanya menambahkan.
Sementara itu, Kepala Pasar Blok G Pasar Tanah Abang, Warimin, mengatakan dari 579 pedagang di lantai 3, sebanyak 75 pedagang lainnya telah diberi peringatan. Peringatan tersebut diberikan lantaran para pedagang membuka tutup kios mereka.
"Ada 870 PKL yang masuk di lantai 1,2, dan 3. Yang mundur belum ada. Pemberitahuan kepada pedagang awalnya diberikan kepada 189 pedagang. Lalu menurun menjadi 81 pedagang, dan sekarang 75 pedagang," katanya.
Setelah itu, pihaknya akan memberikan peringatan lagi kepada para pedagang. Menurut dia, banyaknya pedagang yang membuka tutup kiosnya disebabkan oleh banyak hal. "Itu tutup bukan karena sepi saja, banyak alasannya," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Wakil Kepala Pasar Blok G, Warno, mengatakan uang pungutan sebesar Rp 4 ribu yang ditarik dari pedagang digunakan untuk pembayaran listrik dan pemeliharaan pasar. "Rp 4 ribu itu mulai satu November. Itu biaya pemeliharaan pasar, kebersihan, sekuriti," kata Warno.