REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia), Retno Listyarti, menilai penanganan tawuran pelajar selama ini diselesaikan dengan menggunakan prinsip 'pemadam kebakaran'.
"Artinya hanya ditangani ketika ada kasus dan korban, sementara akar permasalahannya tidak pernah dicari apalagi diselesaikan," ujarnya dihubungi Selasa (12/11).
Retno mengungkapkan frekwensi tawuran di kalangan pelajar cukup sering terjadi. Beberapa kasus tawuran pelajar terjadi juga di beberapa wilayah Jakarta dengan modus yang lebih mengerikan.
"Tidak menggunakan senjata tajam lagi (mungkin karena kerap ada sweeping senjata tajam), tetapi menggunakan air keras," katanya.