Rabu 13 Nov 2013 21:34 WIB

65 Persen Wilayah di Subang Sulit Air Bersih

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dewi Mardiani
Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Sebanyak 65 persen wilayah di Kabupaten Subang, kesulitan air bersih. Kondisi tersebut, tentunya berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan. Karena itu, masalah air bersih ini perlu penanganan yang segera. Supaya, warga bisa menikmati air bersih untuk kesehatan hidup mereka.

Kepala Dinas Pertamanan, Permukiman dan Kebersihan Kabupaten Subang, Sumasna, mengatakan, ketersediaan air bersih di Kabupaten Subang masih jauh dari cukup. Padahal, potensi yang ada cukup melimpah. Namun, masyarakat belum mampu mengelolanya dengan baik. "Kondisi ini berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan," ujarnya, Rabu (13/11).

Menurut dia, potensi sumber daya air memang melimpah. Hanya saja, pemberdayaan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhann warga atas air bersih masih jauh dari cukup. Seperti, di wilayah selatan Kabupaten Subang misalnya, dibutuhkan banyak pipanisasi untuk menyalurkan air dari mata air ke permukiman warga.

Namun, karena pengelolaan airnya belum maksimal, maka air bersih di wilayah pegunungan itu banyak yang terbuang di jalan. Masyarakat tetap, ada yang kesulitan mendapatkan air bersih, terutama di musim kemarau.

Kemudian, di wilayah tengah Subang, sumber air ada. Namun, masyarakat harus menggunakan mesin pompa untuk mendapatkan air bersih tersebut. Kondisi ini tak terlalu parah, terutama bila air permukaannya ada.

Yang paling parah, katanya, yaitu warga di pantura Subang. Mereka, kesulitan mendapatkan air bersih. Sebab, air permukaan yang ada rasanya hambar. Sehingga, tidak enak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Jangankan untuk itu, air di pantura tidak bisa mendukung untuk keperluan mandi, cuci dan kakus. "Di pantura ini, berbatasan langsung dengan Laut Jawa, makanya rasa airnya agak asin."

Karena itu, untuk wilayah utara ini water treatment. Terutama, bagi masyarakat yang sering memanfaatkan air sungai secara langsung. Sebenarnya, water treatment sudah ada. Yakni, di Kecamatan Binong dan Pabuaran. Namun, air yang dihasilkan volumenya belum maksimal. "Jadi, warga tetap banyak yang menggunakan air sungai langsung," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement