REPUBLIKA.CO.ID, WASINGTON -- Menlu Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan, setiap sanksi baru terhadap Iran bakal berisiko merusak pembicaraan mengenai program nuklir Teheran. "Kita bisa kehilangan mitra negosiasi jika memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Iran," ujar Kerry di hadapan Komisi Perbankan Senat AS, seperti dikutip dari BBC, Kamis (14/11).
Ia berpendapat, perundingan antara Iran dan beberapa kekuatan dunia (P5+1) akhir pekan lalu sudah semakin mendekati kesepakatan. Karena itu, jangan sampai hasil yang sudah dicapai dalam proses diplomasi tersebut menjadi sia-sia begitu saja.
Sebelumnya, Kongres AS mengancam bakal memberikan sanksi baru bagi Iran menyusul kegagalan P5+1 (AS, Inggris, Perancis, Rusia, Cina, plus Jerman) menekan program nuklir Teheran. Senator AS John McCain menilai Kerry telah gagal mendesak Iran untuk menghentikan program nuklir mereka.
Pemerintahan Obama sebelumnya telah menawarkan pembebasan sejumlah aset milik Iran yang dibekukan di luar negeri sebagai bagian dari negosiasi awal. Namun dengan catatan, pembatasan ketat terhadap program nuklir Iran tetap diberlakukan sampai negara itu mampu meyakinkan dunia bahwa mereka tidak sedang berusaha merancang senjata nuklir.
Kerry berharap, pembahasan lanjutan antara P5+1 dan Iran yang rencananya dijadwalkan pada akhir bulan ini di Jenewa dapat menghasilkan kemajuan yang lebih signifikan.